Sumber :
- ANTARA/Andika Wahyu
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Selasa 27 Januari 2015, menyatakan pemerintah tak mencemaskan langkah Bank Sentral Eropa (ECB) yang segera melaksanakan program pelonggaran kuantitatifnya pada Maret mendatang.
Menurut Bambang, kebijakan ECB untuk menggelontorkan dana stimulus moneter hingga 60 miliar euro per bulan untuk pembelian obligasi itu tidak akan berdampak besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan
emerging market
, termasuk Indonesia.
Selain itu, stimulus AS sifatnya program berkelanjutan. Ketika The Fed memulai program stimulus moneternya, itu pun pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih diproyeksikan semakin membaik.
Oleh karena itu, ia menegaskan, pemerintah saat ini lebih mengkhawatirkan tren pelambatan ekonomi Tiongkok terus berlanjut, ketimbang langkah ECB menggelontorkan stimulus moneter. Karena, penurunan laju perekonomian Tiongkok dapat menghambat tercapainya target pertumbuhan Indonesia pada tahun ini.
“Untuk saat ini yang menjadi pembeda adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan pelemahan harga komoditas. Khususnya minyak mentah,” kata Bambang. (art)
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
Selain itu, stimulus AS sifatnya program berkelanjutan. Ketika The Fed memulai program stimulus moneternya, itu pun pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih diproyeksikan semakin membaik.