Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id -
Dana pembangunan desa dari anggaran negara sebesar Rp29 triliun dinilai bakal sia-sia. Alih-alih membuat perekonomian desa maju, potensi kegagalan diprediksi lebih besar ketimbang keberhasilan.
"Anggaran coba-coba, kemungkinan gagalnya besar. Namun, secara politik baik karena berorientasi pada masyarakat bawah," ujar ekonom senior, Didik J. Rachbini di Jakarta, Sabtu, 14 Februari 2015.
Menurut Didik, untuk mendorong pembangunan perekonomian di tingkat pedesaan perlu adanya pendampingan dari sumber daya pedesaan. Baik dari segi sumber daya manusia maupun birokrasi budaya pemerintahan di tingkat desa.
"Dengan demikian, harus dicermati, apakah bupati, apakah pendamping, atau kontrol media di level desa harus ikut. Kalau tidak, akan gagal," tuturnya.
Didik berpendapat, agar anggaran desa tidak sia-sia, perlu adanya pengkajian terlebih dahulu dalam beberapa tahap. Di antaranya, perlu perencanaan, studi, serta model desa sebagai percontohan.
Baca Juga :
KPK Akan Buat Aplikasi untuk Awasi Dana Desa
Meskipun potensi kegagalan sangat besar, kata Didik, terdapat sedikit celah keberhasilan jika dilakukan secara terus-menerus.
"Namun, bukan berarti harus diberhentikan. Ini harus diteruskan. Ini akan gagal, tapi memberi arti bagi desa, sehingga tidak boleh disetop," tuturnya. (art)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Meskipun potensi kegagalan sangat besar, kata Didik, terdapat sedikit celah keberhasilan jika dilakukan secara terus-menerus.