Sumber :
- Business Insider
VIVA.co.id
- Amerika Serikat tidak akan menjadi "Arab Saudi baru" dalam hal urusan produksi minyak mentah. Meski Paman Sam telah menemukan sumber energi shale, eksportir energi tradisional dari Teluk masih akan mendominasi dunia.
Kepala International Energy Agency, Fatih Birol, mengatakan penemuan energi shale memang cukup bagus bagi ekonomi AS. Tetapi, tidak semua negara di dunia membutuhkan energi shale tersebut.
"Jadi, meski AS menjadi salah satu negara produsen minyak terbesar dunia, tidak bisa melampaui Arab Saudi," ujar Fatih saat berbicara dengan The Telegraph, pekan ini.
Amerika memang telah menemukan sumber energi baru, yakni shale gas. Energi baru tersebut dapat dikonversikan menjadi minyak, gas dan sumber energi lainnya. Hanya saja, saat ini biaya pengembangan shale gas masih cukup besar. Akibatnya, kemungkinan menjadi komoditas pasar masih jauh.
"Pertumbuhan produksi mereka memang bagus untuk diversifikasi pasar, tapi tidak akan menyelesaikan permasalahan minyak," kata Fatih seraya menekankan AS tidak akan pernah menjadi eksportir utama minyak.
Amerika memang telah menemukan sumber energi baru, yakni shale gas. Energi baru tersebut dapat dikonversikan menjadi minyak, gas dan sumber energi lainnya. Hanya saja, saat ini biaya pengembangan shale gas masih cukup besar. Akibatnya, kemungkinan menjadi komoditas pasar masih jauh.
"Pertumbuhan produksi mereka memang bagus untuk diversifikasi pasar, tapi tidak akan menyelesaikan permasalahan minyak," kata Fatih seraya menekankan AS tidak akan pernah menjadi eksportir utama minyak.
![vivamore="Baca Juga :"]
Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Selasa 21 Mei 2024
Warga Jakarta yang masa berlaku surat izin mengemudinya segera habis hari ini Selasa 21 Mei 2024 bisa melakukan perpanjangan di salah satu mobil SIM Keliling yang tersedi
VIVA.co.id
21 Mei 2024
Baca Juga :