Sumber :
- Daily Mail/Peter Rejceck
VIVA.co.id
- Di sebuah lokasi yang jauh di Antarika, ilmuwan menemukan sungai es yang berwarna merah. Sungai ini dinamai Blood Falls, yang berasal dari elemen garam besi yang terperangkap di bawah es sejak dua juta tahun lalu.
Sekarang, untuk pertama kali, ilmuwan telah meneliti sampel yang belum terkontaminasi dari bawah sungai es itu, berharap bisa menemukan kehidupan mikrobial. Mereka percaya, ada kehidupan unik dalam permukaan itu yang mikroorganisme itu bisa bertahan hidup.
Jika berhasil menemukan jawaban dari pertanyaan itu, hal ini bisa membantu para ilmuwan menemukan kehidupan alien di planet lain. Oleh karena itu, para ilmuwan telah mengirimkan perangkat untuk meneliti sungai es tersebut untuk mengekstrak sampel garam dari air.
"Ini akan menjadi sampel yang cukup menarik untuk diteliti. Blood Falls bisa berwarna merah karena kaya akan zat besi, cairan air garam. Proses kimianya diubah oleh bakteri yang bisa mengubah senyawa besi dan belerang untuk bisa bertahan hidup," ujar asisten profesor mikrobiologi dari University of Tennessee, Jill Mikucki, seperti dikutip dari
Antarctic Sun
, Selasa 17 Maret 2015.
Menurut Mikucki, ketika cairan mengalami oksidasi di permukaan, yang terjadi adalah munculnya warna merah darah. Namun begitu, untuk bisa mempelajari tentang bakteri itu, para ilmuwan butuh lebih banyak sampel yang telah dioksidasi.
Untuk mengambil sampel ini mereka menggunakan Midge atau Minimally Invasive Direct Glacial Exploration.
Baca Juga :
Studi: Pria Lebih Stres Saat Bersama Istri
Baca Juga :
Peneliti Klaim Punya Cara Manipulasi Gravitasi
Baca Juga :
Sel Kulit Sukses Dipakai Sembuhkan Jantung Rusak
VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?
Bunga matahari muda selalu menghadap ke timur saat pagi hari.
VIVA.co.id
9 Agustus 2016
Baca Juga :