VIVA.co.id - Perangkat lunak (software) umumnya memiliki batas waktu. Biasanya dalam waktu tertentu, perlu software usang dan harus dilakukan pembaharuan. Hal ini dianggap kurang efisien, khususnya bagi badan militer. Badan Riset Militer Amerika Serikat (DARPA) ingin membuat terobosan.
Badan itu mengembangkan software yang bisa bertahan lebih dari seratus tahun tanpa perlu pembaharuan dari pengembang aplikasi.
Dikutip dari Engadget, Senin 13 April 2015, DARPA belum lama ini mengumumkan memulai riset empat tahun untuk menemukan algoritma bagi software yang tahan lama tersebut. DARPA menuliskan algoritma canggih itu nantinya bisa menjaga software secara dinamis dan bisa menyesuaikan dengan perubahan.
DARPA menyebutkan proyek ini sebagai proyek Building Resource Adaptive Software Systems (BRASS). Badan militer AS itu mengakui, proyek ini tak mudah, tetapi badan itu yakin bisa mengembangkan software yang tahan selamanya, serta mudah untuk dikelola.
"Tujuan dari BRASS adalah menyadari kemajuan mendasar dalam rancangan dan implementasi software yang tahan sepanjang hidup, bisa bertahan, dan kuat dari perubahan," tulis DARPA dalam keterangan resminya.
Untuk memudahkan proyek ini, DARPA membuka diri menerima proposal penelitian dari pihak luar yang membahas berbagai opsi menjanjikan itu. DARPA akan mendanai proposal yang dimaksud.
Badan riset ini berharap, proyek BRASS bisa membuat perangkat militer, yaitu komputer dan mesin militer tak perlu lagi berhenti berfungsi untuk pembaharuan perangkat lunak. Alasannya jelas, proses pembaharuan butuh biaya dan waktu yang tak sedikit, terlebih untuk perangkat militer.
Di luar gagasan segar tersebut, tetapi proyek ini juga menyimpan kekhawatiran. Mengingat, program yang dihasilkan tak perlu pembaharuan, bisa saja tercipta perangkat lunak yang jahat layaknya pada film. (asp)
[/vivamore]
