Mesin Roket Hasil Cetakan 3D Siap Meluncur ke Antariksa

Mesin roket yang dikembangkan Rusia
Sumber :
  • en.rian.ru

VIVA.co.id - Perusahaan rintisan asal Selandia Baru, Rocket Lab, punya cara agar misi ke luar angkasa bisa lebih efisien. Perusahaan ini menciptakan mesin roket hasil dari cetakan printer 3D. 

Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia

Cara ini diklaim Rocket Lab bisa menekan biaya peluncuran roket hingga 95 persen. Biaya mesin roket cetakan printer 3D ini hanya US$4,9 juta.

Biaya tersebut setengah harga dari misi wisata luar angkasa yang dijalankan Virgin Galactic. Pada misi luar angkasa Virgin Galactic, peluncuran pesawat dilakukan dorongan LauncherOne.

Dikutip Engadget, Kamis 16 April 2015, mesin roket yang dinamakan Rutherford ini sangat berbeda dengan roket pada umumnya. Mesin roket besutan perusahaan rintisan yang didanai Lockheed Martin itu sebagian besar komponennya terbuat dari printer 3D.

Sisi menonjol lainnya yaitu pada bagian sumber bahan bakar. Jika pada roket umumnya menggunakan bahan bakar cair sebagai pendorong roket, pada mesin roket ini menggunakan baterai. Ini diklaim mesin roket pertama yang menggunakan baterai.

Baterai yang digunakan yakni jenis baterai lithium polimer yang bisa menghasilkan listrik dan dimanfaatkan sebagai pendorong roket.

Dengan penggunaan baterai ini, maka perusahaan rintisan itu bisa menghemat ruang. Sebab, mesin roket tak perlu tabung dan pompa yang biasanya digunakan untuk mengelola sumber bahan bakar cair.

Efisiensi bukan soal materialnya saja. Perusahaan menyebutkan, untuk mencetak komponen roket ini juga lebih cepat dibanding pembuatan roket pada metode konvensional.

Rocket Lab hanya butuh waktu tiga hari untuk mencetak komponen mesin Rutherford. Padahal, dengan cara konvensional, untuk bisa membuat mesin roket bisa butuh waktu sebulan.

Mengingat, materialnya dicetak dari printer 3D, mesin roket berukuran tinggi 19,8 meter dan lebar 0,1 meter ini tergolong ringan serta mampu membawa muatan seitar 220 pound.

Pratama Arhan Jadi Sasaran Bully Netizen, Ibunda Teteskan Air Mata

Mesin roket ini akan dipasangkan dengan sistem peluncur Electron yang juga dikembangkan Rocket Lab. Mesin ini dijadwalkan bakal meluncur ke antariksa pada 2016.

Banyak Berkutat di Zona Degradasi, Arema FC Bersyukur Lolos dari Lubang Jarum

Mesin roket Rutherford karya Rocket Lab (www.cnet.com)


Gagasan baru menggunakan mesin roket berbasis penggerak listrik ini memang bukan yang pertama kalinya.

Sebelumnya, pesawat antariksa NASA, Dawn, yang tengah menjalankan misi ke planet kerdil Ceres telah memiliki mesin listrik yang ada di dalamnya.

Sementara itu, NASA diketahui juga mengembangkan pendorong ion generasi terbaru yang menggunakan penggerak listrik untuk misi mencapai asteroid masa depan. (art)

![vivamore="
Baca Juga
:"][/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya