- BBC
Dalam jangka waktu tersebut, Philae kemungkinan akan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup untuk mengisi ulang baterai.
Dikutip The Guardian, Jumat, 17 April 2015, Stephen Ulamec, manajer Philae mengatakan robot milik Badan Antariksa Eropa (ESA) itu berharap daya baterai bisa mencukupi untuk membangunkan Philae dari tidur panjangnya.
"Apa yang kami pelajari adalah daya yang mungkin cukup. Philae mungkin mampu bangun pada April atau Mei," ujar dia.
Untuk bangun dari tidur, Ulamec mengatakan robot pendarat itu butuh dua kondisi yang mendukung. Pertama, interior Philae membutuhkan suhu setidaknya -45 derajat celsius sebelum bisa kembali bangun secara aman.
"Pendarat itu dirancang berfungsi jika suhu di bawah -45 derajat, daya hidup akan digunakan untuk menghangatkan dibanding menghidupkan komputer," jelasnya.
Kondisi selanjutnya, Philae butuh mengumpulkan sejumlah energi yang cukup dari panel surya. Energi ini untuk menghidupkan dan mengembalikan komunikasi dengan pesawat pengorbit Rosetta, yang kini berjaga pada jarak 200 kilometer dari komet 67P.
Peneliti ESA berharap begitu interior Philae menghangat, komunikasi bisa pulih kembali pada rentang Mei atau Juni.
Selanjutnya pada Juli sampai September, peneliti memprediksikan Philae akan mendapatkan energi yang cukup untuk mengisi ulang baterai dan akhirnya nanti pendarat ini bisa bekerja dalam malam hari, meski tak terkena sinar matahari.
Robot pendarat itu hanya berusia tak lebih dari tiga hari usai mendarat di komet 67P pada November tahun lalu. Robot sempat memantul beberapa kali sebelum berhenti di lereng permukaan komet.
Titik pendaratan Philae tak sesuai rencana, terhalang dari paparan sinar matahari dan tak bisa bergerak bebas. Kondisi ini membuat Philae tak terhalang dari sinar matahari. Kian rapah, dengan diperparah daya baterai awal robot. Akhirnya robot pendarat itu tertidur hingga kini.
ESA Tamatkan Riwayat Robot Philae
ESA putus jalur komunikasi antara Rosetta dan Philae.
