Misteri Gamelan Keramat dalam Tradisi Budaya Hajat Bumi

Hajat Bumi
Sumber :
  • VIVA.co,id/ Dody Handoko

VIVA.co.id - Seperangkat gamelan bertalu-talu dipukul oleh “pengrawit”. Suara yang melengking membuat kepala terasa berdenyut-denyut.  Warga desa Ujung Jaya, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terlihat asyik menari-nari.

Pagi itu mereka menghadiri acara hajat bumi yang digelar di Sumur Cikajayaan, Desa Ujung Jaya. Sebelumnya  diadakan syukuran dengan menggelar tumpeng sumbangan warga desa, lalu dilanjutkan dengan acara menabuh gamelan keramat yang sudah berusia ratusan tahun.

Tiba-tiba terdengar teriakan histeris dari penonton. Seorang ibu berusia setengah baya dengan langkah sempoyongan ikut menari-nari sambil tertawa gembira. Para penonton pun tertawa senang melihat tingkah si Ibu itu menari seperti kesetanan ke sana ke sini, berputar sambil sempoyongan.

Tak hanya menari, ia juga terlihat marah-marah. Diyakini warga, dia kesurupan karena bunyi gamelan. Melihat kondisi ibu yang semakin parah, sesepuh adat desa segera turun tangan.

“Biasanya setiap gamelan keramat yang berusia ratusan tahun itu dibunyikan pasti warga desa ada yang kesurupan seperti ibu tadi,” kata Asep S, ketua adat Ujung Jaya, ketika ditemui di Sumur Cikajayaan, Desa Ujung Jaya, Sumedang.

Belum lagi menarik napas, terdengar lagi suara wanita yang menjerit lalu menari-nari menuju arena. Wanita itu menari sambil menangis sesenggukan. Karena kondisinya mengkhawatirkan, lalu buru-buru dipapah di bawa ke luar arena.

Asep mengakui tidak terlalu mengerti juga mengenai fenomena kesurupan akibat musik dari gamelan itu. Menurut cerita, yang diturunkan dari generasi ke generasi, diketahui gamelan itu telah berusia ratusan tahun.

“Ceritanya gamelan itu ditemukan terpendam di tanah ratusan tahun yang lalu. Konon gamelan tadi berasal dari prajurit Mataram yang menyerang Batavia. Karena serangan gagal, banyak yang tidak berani balik ke Mataram lagi.  Mereka bermukim di sekitar Ujung Jaya ini sambil membawa gamelan pusaka itu,” katanya.
 
Sampai sekarang, gamelan itu dibunyikan setahun sekali setiap mengadakan acara Hajat Bumi yang diadakan di Sumur Cikajayaan, Desa Ujung jaya.

Pantai Kayuburu Tuan Rumah Festival Nasional Musik Tradisi

Rangkaian acara Hajat Bumi awalnya syukuran dengan tumpengan yang dibawa warga desa ke Sumur Cikajayaan. Tumpeng itu lalu mereka makan bersama-sama. Usai tumpengan lantas dibunyikan gamelan keramat tadi untuk mengiringi warga desa yang ingin menari.

Kentang.

Semarak Festival Kentang di ‘Dapurnya’ Indonesia Timur

Festival kali ini memasuki tahun ketiga.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016