Sumber :
- Antara/Andika Wahyu
VIVA.co.id
- Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan, mengaku masih ingat betul bagaimana Dana Moneter Internasional (IMF) mendikte Indonesia, karena memberikan pinjaman saat kondisi pemulihan krisis di awal masa reformasi beberapa tahun lalu. Itulah yang saat ini menjadi dasar pemerintah bersikap tegas soal aturan main penarikan utang dari lembaga internasional.
"Saya mengalami, waktu dengan IMF, bagaimana Annop Singh (pejabat IMF) itu mendikte kita
gimana
,
this is independent country
Baca Juga :
IMF Peringati Ekonomi Global Sangat Rapuh
Baca Juga :
Christine Lagarde Calon Tunggal Bos IMF
Baca Juga :
IMF Kucurkan Hampir US$500 Juta untuk Pakistan
"Kami tidak pernah dengan IMF lagi kan sekarang, cuma kami ingatkan," ujarnya.
Saat ini, menurutnya, rasio utang pemerintah masih cenderung rendah, sebesar 25 persen dari nilai produk domestik bruto (PDB). Karena itu, pembiayaan utang masih terbuka lebar, asalkan untuk kegiatan produktif.
"Kenapa harus
ngurangi
kalau untuk bangun infrastruktur, orang bunganya murah, 0,5 persen," ujarnya.
Penarikan utang dari lembaga keuangan juga masih terbuka lebar. "Harus memanfaatkan yang ada, tapi jangan dikte aku (Indonesia)," tambahnya. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami tidak pernah dengan IMF lagi kan sekarang, cuma kami ingatkan," ujarnya.