Awas, Diet Tinggi Protein Bisa Sebabkan Kematian

Ilustrasi Diet
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id - Metode untuk menurunkan berat badan kini semakin beragam. Namun diantara banyak pilihan cara diet, ternyata diet makanan berprotein tinggi dapat membahayakan tubuh.
Daun Cabai Mampu Atasi Masalah Kulit

Seperti dilansir dari Daily Mail, penelitian menunjukkan, diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, yang biasa disebut diet gaya Atkins, tidak dapat membantu  penurunan berat badan. Justru bisa menyebabkan kerusakan tubuh
Masker Aspirin Mampu Bersihkan Pori-pori Wajah

Sebuah studi menemukan orang-orang yang mengikuti gaya diet Atkins, hampir dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan berat badan yang tidak mereka harapkan.
Suka Dandan Menyeramkan, Wanita Ini Dianggap Aneh

Mereka juga berisiko lebih besar meninggal selama penelitian dibandingkan mereka yang makan diet yang lebih seimbang. 

Para ilmuwan Spanyol mengatakan meskipun diet ini populer, sebenarnya tidak ada bukti diet tinggi protein membantu orang menurunkan berat badan dalam jangka panjang.

Bahkan, ada bukti bahwa mereka justru dapat menyebabkan masalah kesehatan. Protein lebih mengisi daripada karbohidrat, dan diet Atkins menyarankan makan banyak protein untuk membantu menurunkan berat badan.

Diet Atkins menyarankan mengganti roti dan kentang goreng untuk sarapan dengan steak, dan telah diikuti oleh tiga juta warga Inggris, dan diet itu masih banyak digunakan saat ini.

Penelitian terbaru dari Rovira Virgili University di Reus, Spanyol, melacak kesehatan lelaki dan perempuan yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung selama hampir lima tahun.

Perhatian khusus diberikan untuk berapa banyak protein yang mereka makan. Analisis menunjukkan mereka yang makan banyak protein dan sejumlah kecil karbohidrat, seperti yang diterapkan pada diet Atkins, hampir dua kali lebih mungkin mendapatkan lebih dari 10 persen dari berat badan mereka. Selain itu, 59 persen lebih mungkin untuk meninggal selama penelitian. 

Mereka yang mengonsumsi protein tetapi juga mengurangi lemak tampaknya dapat menjadi lebih beresiko. Kongres Obesitas Eropa mengatakan kelompok ini memiliki kesempatan 66 persen lebih besar meninggal akibat serangan jantung.

Pada saat ini, tidak ada bukti yang mendukung penggunaan diet protein tinggi sebagai strategi untuk menurunkan berat badan jangka panjang. Beberapa bukti justru menunjukkan efek negatif dari diet protein tinggi pada hasil klinis lainnya. 

Helena Gibson-Moore, dari British Nutrition Foundation, mengatakan bahwa diet tinggi protein hanya dapat membantu melangsingkan dalam jangka pendek. 

"Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memulai gaya diet baru, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu." kata dia.

Bahkan, menurut sebuah penelitian terbaru, makan enam kali sehari bisa menjadi cara terbaik untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal.

Ilmuwan California State University meneliti perempuan gemuk yang makan enam porsi kecil sehari selama dua minggu. Kelompok ini kemudian beralih ke makan jumlah kalori yang sama setiap hari, tapi dalam dua kali makan besar. Hasilnya, makan sedikit dan sering membantu peserta kehilangan lebih banyak lemak jurnal Nutrition Research melaporkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya