Obligasi AS Semakin Menarik, Wall Street Melemah

Bursa saham di Wall Street, New York.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) ditutup negatif, merespons melonjaknya imbal hasil (Yield) obligasi AS dan pembagian dividen beberapa perusahaan.

Namun, mulai menguatnya saham-saham perusahaan energi dan titik terang akan kesepakatan utang Yunani memberikan harapan bagi investor akan penguatan saham. 

Dikutip dari Reuters, Rabu 3 Juni 2015, index sektor utilitas Standard & Poor (S&P), SPLRCU, turun paling besar di antara sektor S & P lainnya yaitu 1,4 persen. Hal tersebut dikarenakan tingginya imbal hasil obligasi AS menjadikan surat utang negara tersebut pilihan lain investasi di AS. 

Saham-saham sektor energi menguat seiring dengan kenaikan harga minyak. Index energi S & P, SPNY naik 0,5 persen, atau memimpin kenaikan saham pada perdagangan kali ini. 

"Hari ini utilitas berkinerja buruk, jelas karena orang berpikir tarif akan naik lebih cepat," kata Presiden Platinum Prartners, Uri Landesman,  di New York. 

Apple Dongkrak Nasdaq ke Level Tertinggi Sejak Juli 2015
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 28,43 poin, atau 0,16 persen, ke 18.011.94. Sementara index S & P 500 kehilangan 2,13 poin, atau 0,1 persen, ke 2.109.6 dan Nasdaq Composite turun 6.40 poin .IXIC, atau 0,13 persen, ke 5.076.52.
   
Bursa Wall Street Ditutup Lebih Tinggi
Menurut BATS Global Markets, sekitar 5,5 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian selama lima sesi terakhir yaitu 6,3 miliar. 
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016