Sumber :
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id -
Kenaikan harga sembako jelang bulan Ramadhan selalu terjadi. Yayasan Perlindungan Konsumen (YPK) Nusa Tenggara Barat menilai fenomena itu sebagai gejolak pasar.
Ketua YPK NTB, Muhammad Saleh, tak sependapat dengan alasan pedagang yang menaikkan harga kebutuhan pokok karena faktor pembibitan ataupun keterbatasan stok. Menurutnya, momen Ramadhan adalah salah satu cara meningkatkan penghasilan.
"Momen Ramadhan ini dijadikan peningkatan penghasilan bagi pedagang. Kenaikan harga itu dari pedagang, tidak ada alasan faktor alam atau kelangkaan," ujar Saleh saat turut serta dalam sidak pasar bersama Balai
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram pada Senin 15 Juni 2015.
Saleh menjelaskan, musim panen saat ini stabil. Sehingga, pada dasarnya tidak ada alasan bagi pedagang untuk menaikkan harga yang dijajakannya.
"Adapun kenaikan harga itu karena bisa-bisanya pedagang saja untuk meraup keuntungan. Bukannya faktor alam tidak memberikan pengaruh namun kecil kemungkinannya," katanya.
Saleh melanjutkan, pedagang umumnya melontarkan alasan klasik tentang kelangkaan barang ataupun cuaca ekstrim dan sebagainya. Oleh karena itu, konsumen seharusnya tidak terpengaruh dengan alasan-alasan pedagang tersebut.
Misalnya harga daging dan telur terus merangkak naik, namun justru harga komuditi lainnya seperti sayur mayur dan bumbu-bumbuan juga hasil laut mengalami penurunan.
Halaman Selanjutnya