Kisah Teladan Seorang Guru

Ilustrasi Guru
Sumber :
  • http://harysmk3.wordpress.com

VIVA.co.id - Seorang guru yang sangat dihormati karena tegas dan jujur pernah hidup di Tiongkok. Suatu hari, sang guru didatangi dua murid yang tengah bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.

Keduanya berdebat tentang hitungan 3 x 7. Murid pandai mengatakan 21, murid bodoh bersikukuh mengatakan 27.

H+5 Cilacap Menuju Brebes Macet Total di Ajibarang

Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta guru sebagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar di antara mereka, sambil si bodoh mengatakan:

"Jika saya yang benar 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru, tapi jika kamu yang benar (3 x 7 = 21 ) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri ha ha ha ....." demikian si bodoh menantang dengan sangat yakin atas pendapatnya.

"Katakan guru, mana yang benar?" tanya murid bodoh.

Ternyata guru memvonis cambuk 10 x bagi murid yang pandai (orang yang menjawab 21).

Si murid pandai protes keras!!

Guru menjawab: "Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk ketidakarifanmu yang mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3 x 7 adalah 21"

Guru melanjutkan : "Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi arif, daripada aku harus melihat satu nyawa terbuang sia-sia!"

Pesan Moral:

Jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang tak benar, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah dari pada orang yang memulai perdebatan. Sebab, dengan sadar, kita membuang waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya?

Bisa terjadi dengan pasangan hidup, rekan kerja, teman, saudara, tetangga, kolega, dan lain-lain. Berdebat atau bertengkar untuk hal yang tidak benar, hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia. Diam bukan berarti kalah, bukan?

Memang tidak mudah, tapi janganlah sekali-kali berdebat dengan orang yang tidak memahami permasalahan, tapi merasa dirinya sudah paling benar. padahal sudah jelas-jelas salah seperti cerita di atas.

"Merupakan suatu kearifan bagi kita, yang bisa mengontrol diri dan menghindari kemarahan serta pertengkaran."

Renungan ini ditulis oleh ustadz Faisal Kunhi, MA (alumni Ponpes Gontor, Korps Da’i PKPU, pernah bertugas Duta Dai PKPU ke Korea Selatan dan Jepang).

808 Tewas Saat Mudik

(ase)

Presiden Silahturahmi Idul Fitri

Menteri ESDM: Tak Ada Gangguan Energi Selama Libur Lebaran

Dia berterimakasih atas dukungan semua pihak.

img_title
VIVA.co.id
24 Juli 2015