Tuntaskan Masalah Rohingya, DPR Usul Dialog Tingkat Parlemen

Anak migran Rohingya yang ditampung di Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengatakan, untuk bisa menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya tak bisa hanya di tingkat pemerintahan. Parlemen bisa ikut andil dalam menyelesaikan masalah tersebut. Caranya, parlemen negara-negara ASEAN berembuk. 

Politisi Partai Golkar ini menerangkan, parlemen yang merupakan perwakilan dari rakyat di beberapa negara, justru memiliki peran yang sangat kuat. "Di situ parlemen harus lebih gesit bergerak, lebih banyak melakukan pertemuan, kemudian membuat konsensus bersama," ujar Tantowi saat dtemui usai diskusi bertajuk "ASEAN's Response to the Rohingya Migrant Crisis" di Gedung Habibie Centre, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juni 2015.

Saat ini, belum ada payung hukum untuk menyelesaikan permasalahan pengungsi di kawasan ASEAN. Maka, pembicaraan bisa diinisiasi melalui parlemen dengan membuat kesepakatan bersama. "MoU bisa dibuat di tingkat parlemen terlebih dahulu, supaya kita memiliki kepedulian bersama. Sekarang ini masih ada tiga negara yang teriak, yang lain ke mana?" ujarnya menambahkan.

ASEAN sebenarnya memiliki forum antarparlemen yang disebut ASEAN Parliamentary Assembly (APA) yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah peraturan dan regulasi yang diperlukan.
Puluhan Warga Rohingya Kabur dari Penampungan

Saat ini, . Mereka ditampung di shelther yang berada di Aceh dan Medan, Sumatera Utara. Dari ribuan itu, 749 orang di antaranya merupakan pengungsi asal Bangladesh yang memiliki motif ekonomi.
Agen 'Penjual' Etnis Rohingya Berkeliaran di Aceh

Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memberikan shelther sementara bagi ribuan imigran ilegal yang telah terapung selama berbulan-bulan di tengah laut. Shelther diberikan selama satu tahun. Setelah itu, mereka akan ditempatkan lagi ke negara ketiga.
Jaga Pengungsi Rohingya, Polisi Tempatkan 10 Personel

(mus)
Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016