Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Pemerintah bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI telah menyepakati asumsi ekonomi makro dalam rapat lanjutan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
Salah satu kesimpulan yang diambil mengenai asumsi makro indikatif pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai 5,5 - 6 persen.
Menurut Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), I Kadek Dian Sutrisna, Jakarta 23 Juni 2015, asumsi yang telah disepakati itu masih akan berada di bawah target pemerintah sebesar lima persen.
"Target segitu, saya rasa
range
-nya terlalu lebar. Nanti, realisasinya cenderung ke bawah. Target 5,5 - 6 persen itu terlalu optimis. Saya prediksi di bawah lima persen," kata Kadek, saat dihubungi oleh
VIVA.co.id
.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Baca Juga :
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Baca Juga :
Mengoptimalkan Aset Negara
"Kita masih menghadapi ketidakpastian dari global. Konsumsi dan pemerintah juga belum optimal memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Selain itu, dalam upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui sektor konsumsi, pemerintah diimbau untuk menjaga kestabilan inflasi, guna mengendalikan produk konsumsi.
"Kalau konsumsi bisa dikendalikan, nanti akan berikan pertumbuhan ekonomi yang optimal," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Selain itu, dalam upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui sektor konsumsi, pemerintah diimbau untuk menjaga kestabilan inflasi, guna mengendalikan produk konsumsi.