APINDO: Banyak Perusahaan Pindahkan Pabriknya dari Indonesia

Pabrik Ponsel di Batam
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suryanta Bakti Susila

VIVA.co.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, langkah pemerintah Indonesia untuk menarik minat investor asing untuk menaruh saham di Tanah Air sudah baik. Namun, pemerintah juga diminta bisa mempertahankan investasi asing yang sudah ada di dalam negeri.

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Ketua harian Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pemerintah saat ini gencar menarik sebanyak-banyak investor asing ke Indonesia. Akan tetapi, fakta di lapangan malah banyak para investor asing untuk memilih memindahkan perusahaan atau pabriknya ke negara tetangga, seperti Vietnam.

"Sudah beberapa (perusahaan asing) pindah dari sini (Indonesia), memang jumlahnya tidak terlalu besar, tetapi itu pasti akan terjadi terus," ujarnya di Menara Thamrin, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2015.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

Menurut Shinta, pindahnya perusahaan milik investor asing tersebut karena adanya beberapa masalah yang sudah sering para investor asing keluhkan kepada pemerintah Indonesia. Namun, tidak mampu diselesaikan pemerintah. "Sudah berlarut-larut. Dan mereka sebenarnya juga sudah beri kesempatan," katanya menambahkan.

Kebanyakan pengusaha asing, kata Shinta, banyak yang memindahkan pabriknya dari Indonesia adalah industri padat karya. "Karena sebelum memindahkan pabrik, mereka telah terlebih dahulu melakukan efisien biaya produksi dengan mengganti tenaga kerjanya dengan mesin," kata Shinta.

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi

Industri-industri padat karya itu seperti industri yang bergerak di sepatu, tekstil, dan sejenisnya. Shinta menjelaskan, biasanya pengusaha asing itu memindahkan pabriknya ke negara-negara dengan upah tenaga kerja yang lebih murah dari Indonesia, salah satunya Vietnam. "Ini karena kebanyakan di Vietnam, upah lebih murah, sekitar 20 persen," katanya menerangkan.

Selain itu, menurut Shinta, Vietnam juga bisa memberikan insentif fiskal menarik, serta memberikan pelayanan yang baik bagi investor. "Mereka datangi negara yang punya potensi untuk berinvestasi dan memberikan kemudahan perizinan," ujarnya.

Shinta menegaskan, seharusnya pemerintah bisa memberikan insentif dan pelayanan yang lebih baik dari negara lain agar pengusaha nyaman untuk terus berinvestasi di Indonesia. "Kita harus belajar apa saja yang dilakukan oleh Vietnam. Jika mau memberikan insentif yang lebih baik bagi para investor ini, mereka juga akan mempertahankan investasinya di Indonesia."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya