Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- PT Saranasentral Bajatama Tbk tidak membagikan dividen ke pemegang sahamnya, meski mencatat laba bersih Rp14,07 miliar di 2014. Pada tahun sebelumnya, Saranasentral Bajatama diketahui mengalami rugi Rp77,12 miliar.
Direktur Utama Saranasentral Bajatama, Handaja Susanto, mengatakan hal tersebut telah diputuskan dalam rapat umum pemegang saham untuk dialokasikan sebagai dana cadangan dan laba ditahan.
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Direktur Utama Saranasentral Bajatama, Handaja Susanto, mengatakan hal tersebut telah diputuskan dalam rapat umum pemegang saham untuk dialokasikan sebagai dana cadangan dan laba ditahan.
Baca Juga :
Banyak Kontrak Mundur, Laba Adhi Karya Turun
"Meski Saranasentral Bajatama mencatat laba, namun perusahaan belum akan membagikan dividen. Laba yang diperoleh akan kami alokasikan sebagai dana cadangan serta laba ditahan guna mendukung bisnis Saranasentral Bajatama di masa mendatang," ujarnya, di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2015.
Handaja mengaku, tahun lalu adalah tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian global maupun domestik. Meski demikian, perusahaan berhasil lolos dari tantangan tersebut dengan mencatat rapor hijau.
Laju pertumbuhan perekonomian Tanah Air kembali mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 hanya tercapai 5,1 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonominya di tahun 2013 yang mencapai 5,8 persen.
Ditambah, lanjutnya, tren nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat selama tahun 2014 juga cenderung terus terkoreksi dan mengalami penurunan dari Rp12.189 menjadi Rp12.440 di akhir tahun.
Kemudian, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada November tahun lalu juga ikut menyebabkan tidak tercapainya target tingkat inflasi sebesar 5,5 persen, sebagaimana telah ditetapkan pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2014.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi nasional pada tahun 2014 mencapai 8,36 persen. Tingkat inflasi yang relatif tinggi ini juga disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas dan kenaikan tarif daya listrik di tahun 2014.
"Pada tahun ini, kami akan terus berupaya untuk mempertahankan kinerja yang lebih baik," tuturnya.
Sebagai informasi, Saranasentral Bajatama membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,23 triliun pada 2014, naik 16,89 persen dibanding realisasi penjualan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,05 triliun.
Halaman Selanjutnya
"Meski Saranasentral Bajatama mencatat laba, namun perusahaan belum akan membagikan dividen. Laba yang diperoleh akan kami alokasikan sebagai dana cadangan serta laba ditahan guna mendukung bisnis Saranasentral Bajatama di masa mendatang," ujarnya, di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2015.