Timur Tengah Peluang Bisnis Kontruksi

VIVAnews - Negara-negara kawasan Timur Tengah merupakan peluang besar ekspansi usaha sektor industri konstruksi Indonesia ditengah jenuhnya pasar dan krisis global. Tidak terpengaruhnya negara-negara  itu terhadap resesi global dan pesatnya pembangunan konstruksi di sana  menjadi alasan utama.

Aksi Pro-Palestina di AS, Joe Biden: Tidak Boleh Ada Anti-Yahudi

Ketua Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab mengatakan, negara-negara Timur Tengah merupakan negara yang  sangat diuntungkan sejak terjadinya lonjakan harga minyak (oil price booming). Sehingga, naiknya pendapatan negara-negara tersebut mendorong  perkembangan sektor konstruksi secara massif. "Nilai keuntungan negara-negara itu diperkirakan mencapai US$750 miliar hingga US$1 triliun," kata dia dalam Diskusi Konstruksi Indonesia 2008 di Hotel Sultan Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2008.

Alwi menambahkan, pendapatan negara Timur Tengah, khususnya negara Teluk (Gulf Countries) meningkat cukup besar akibat melambungnya harga minyak dunia.

Jokowi akan Bisiki Prabowo soal Potensi Besar dari Budi Daya Ikan Nila Salin

Dia mengatakan, pasar potensial sektor kontruksi antara lain Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Oman, Kuwait dan Bahrain.

Alwi mencontohkan negara Arab Saudi yang tengah membangun ulang di kota-kota  besarnya yakni Mekkah, Madinah, Jeddah dan Jazan. "Nilai  restrukturisasi mencapai US$35 miliar. Ini nilai proyek yang sangat besar," jelasnya.

Sehingga, kata dia, Indonesia yang mempunyai kedekatan secara budaya dan agama dengan negara-negara bersangkutan dapat memanfaatkan momen tersebut untuk berkarya di pasar global konstruksi.

Namun, Alwi mengakui, perusahaan Indonesia yang mampu memanfaatkan peluang itu agak terlambat di bandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina atau Jepang dan Korea Selatan yang lebih dulu meramaikan konstruksi. "Dari 19 perusahaan konstruksi di bawah BUMN hanya tiga yang aktif, padahal hasil pekerjaan kita tidak kalah dengan negara lain," tegas dia.

Dia mengatakan, selain di bidang konstruksi infrastruktur, Engineering Procurement Construction (EPC) di bidang minyak dan gas, petrokimia dan pembangkit listrik juga terbuka lebar.

Sementara itu, Direktur PT Adhi Karya Tbk Bambang Subekti mengakui, negara Timur Tengah  sangat menjanjikan.  Sebab, pengerjaan proyek di sana membuat perseroan dapat mencapai target kenaikan pendapatan 20 persen per tahun. "Jadi, tidak mungkin tercapai kalau hanya mengharapkan proyek dalam negeri," jelasnya. 

Dia menambahkan, ketatnya kompetisi dalam negeri dengan jumlah pesaing dari swasta dan perusahaan kontraktor lainnya turut membuat  keuntungan yang diperoleh Adhi Karya menipis.

Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Beberapa proyek yang telah diselesaikan Adhi Karya antara lain proyek apartemen 35 lantai di komplek calon menara tertinggi di dunia Al Burj di Dubai, bangunan komersial dan menara.

Saat ini, Adhi Karya juga tengah mengikuti proses tender pengadaan  kantor pemerintahan, apartemen, hotel, universitas dan rumah sakit di beberapa negara Timur Tengah.

Tarsum, Tersangka kasus pembunuhan mutilasi di Ciamis diamankan Polisi

Terungkap, Ini Hasil Tes Kejiwaan Suami Mutilasi Istri di Ciamis

Hasil pemeriksaan kejiwaan terhadap Tarsum (51), suami di Ciamis yang memutilasi istrinya sendiri, Yanti (44), di RSUD Ciamis mengharuskan pelaku dirujuk ke RS Jiwa.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024