Proyek Kereta Cepat, Jokowi Pilih Jepang atau Tiongkok?

Ilustrasi kereta cepat atau shinkasen
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik
- Dua proposal pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, sudah berada di tangan Presiden Joko Widodo. Dua negara yaitu Tiongkok dan Jepang, menawarkan mulai dari teknologi, bahan baku hingga pembiayaan yang dimiliki untuk mendapatkan tender mega proyek tersebut. 

Volume Ekspor China Meningkat, Bawa Angin Segar bagi RI?
"Presiden akan melihat nanti ada tim evaluasi proposal dari Tiongkok dan proposal dari Jepang. Pokoknya dibuat fair," ujar Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, di Istana Negara Jakarta, Jumat 10 Juli 2015.

Intip 10 Negara dengan Utang Terbanyak Saat ini
Konsultan independen  juga akan ditunjuk untuk mengkaji kedua proposal ini. Khususnya memberi penilaian, proposal mana yang akan diterima Presiden.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan beberapa menteri di bawahnya akan berkoordinasi dengan konsultan tersebut sehingga bisa mendapatkan hasil yang paling tepat bagi Indonesia. 

"Intinya, semua ya secepat mungkin dan mana yang terbaik untuk Indonesia," katanya.

Sebelumnya,  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengaku, proposal yang diajukan Jepang ini jauh lebih teknis. "Jauh lebih baik daripada proposal-proposal yang kita terima sebelumnya," kata Sofyan.

Perbandingan lamanya pengerjaan, juga menjadi perhatian pemerintah. Diakui Menko Sofyan, Jepang dan Tiongkok menawarkan waktu pengerjaan, namun dia tidak menyebut berapa tahun waktu yang diperlukan.

"Saya tidak mengatakan kapan, karena itu sangat teknis tapi ada tahun yang disebut kalau misalnya proposal Jepang. Tapi kita juga belum lihat proposal Cina kapan?" katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya