Catat, Mudik Malam Hari Lebih Berbahaya

arus mudik
Sumber :
  • tvOne/ Ipung S Munawar.

VIVA.co.id - Lebaran sebentar lagi. Mudik jelang libur Lebaran telah dimulai. Namun, bagi masayarakat yang akan melakukan perjalanan ke kampung halaman, ada baiknya melakukan perjalanan tidak pada saat malam hari, melainkan siang hari.

Rem Motor Anda Keras, Ini Penyebabnya

Menurut instruktur RDC (Real Driving Center), Marcell Kurniawan, meski ada berbagai alasan mudik dilakukan pada malam hari, seperti jalanan yang relatif lebih lengang dan tidak macet, namun hal itu justru lebih berpotensi menimbulkan kecelakaan.

“Malam itu risikonya meningkat dua kali lipat. Misalnya, kita mengemudi saat visibilitas (jarak pandang) menurun, dan itu risiko bisa bertambah 20 persen,” kata Marcell saat ditemui di acara pelepasan Mudik Bareng Sahabat Daihatsu di Sunter, Jakarta, Senin 13 Juli 2015.

V-Belt Motor Matik Putus Sebenarnya Bisa Diantisipasi

Marcell menyatakan, mengemudi malam hari jauh lebih banyak rintangan, karena pengemudi mengandalkan penglihatan mata, namun tidak didukung dengan intensitas cahaya seperti saat siang hari.

Tak hanya itu, risiko mengemudi di malam hari bisa menjadi bertambah karena faktor usia. Di usia yang tak lagi muda, biasanya seseorang lebih butuh banyak cahaya untuk melihat.

Motor Injeksi Mati Mendadak di Tengah Jalan, Ini Penyebabnya

“Kalau lampu penerangan kurang dan pengemudi hanya mengandalkan lampu depan mobil, itu juga bisa menjadi lebih berisiko,” ungkapnya.

Selanjutnya...tabrakan gara-gara lampu...

Marcell bercerita, seorang rekannya mengalami kecelakaan pada saat malam hari. Parahnya, salah satu kendaraan yang bertabrakan hanya memiliki satu lampu.

“Teman saya kecelakaan di Lampung, dia lihat truk di depannya. Karena hanya dua lajur, dia coba menyalip. Namun karena tak ada lampu penerangan jalan, ditambah langsung tancap gas. Saat hendak menyalip, dia pikir itu dari jarak berlawanan hanya sepeda motor. Tapi pas lampu mobilnya yang menyorot ternyata itu adalah truk. Dia mengerem, namun akhirnya truk tetap ngebut, hingga kecelakaan tak terelakkan,” jelas Marcell.

Marcell juga menyatakan, risiko berkendara lebih tinggi juga bisa terjadi jika mengemudi sore hari. Sebab, intensitas cahaya menjadi lebih redup.

“Solusinya, kurangi kecepatan mengemudi di malam hari, usahakan di bawah 70 kilometer per jam. Terlebih kalau mengandalkan lampu depan tanpa penerangan jalan,” tegasnya.

Jika jalanan kosong, bisa menggunakan lampu jauh, akan tetapi jangan terlalu sering dan keterusan. Lampu depan jauh bila kena mata pegemudi lain, itu bisa membuat pandangan berkunang-kunang, dan efeknya bisa berlangsung dua hingga tiga detik lamanya.

“Kalau sudah nge-blank, dua hingga tiga detik, dia bisa nabrak kita. Kalau ada orang lain datang dari arah berlawanan pakai lampu jauh terus, yang kita perlu lakukan adalah melihat hanya pakai sudut mata  atau memicingkan mata, dan sedikit miring,” katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya