Ini Sumber Bakteri di Pantai

Ilustrasi pantai atau liburan
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id -
Musim panas adalah waktu yang tepat untuk pergi berwisata ke pantai dan menikmati sinar matahari yang hangat, air laut yang segar, dan pasir pantai yang lembut.


Namun, sebuah studi yang belum lama ini dilakukan mengungkapkan bahwa serangan hiu, ubur-ubur, atau ombak yang besar bukan satu-satunya hal yang patut dikhawatirkan saat bersantai di pantai.


Dilansir dari
Ilmuwan Ini Suntikkan Bakteri ke Tubuhnya
Wiat.com,
beberapa waktu lalu terdapat laporan yang mengatakan bahwa air laut umumnya mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, kini laporan baru mengungkap fakta bahwa pasir pantai ternyata mengandung bakteri yang jauh lebih banyak dibandingkan air laut.
Liburan Bebas Stres dengan Koper Antimaling


Ilmuwan: Manusia Tidak Bisa Steril
"Ada sekitar 100 kali lebih banyak bakteri di pasir pantai per jumlah volume yang sama dengan ai laut," kata Dr Marc Frischer dari Skidaway Institute of Oceanography.

Studi dari University of Hawaii di Manoa mengungkap peneliti menemukan banyak bakteri di pantai seperti E. coli yang mengindikasi adanya kontaminasi tinja, seperti
E. coli.


Selain jumlah yang lebih tinggi, para peneliti juga menemukan fakta bahwa bakteri-bakteri tadi mampu bertahan hidup lebih lama di luar air laut, sebagian karena di bawah pasir mereka terlindung dari sinar matahari.


Tetapi, Frischer mengatakan itu tidak berarti Anda harus menghindari pasir, atau pantai.


"Saya memiliki anak berusia delapan tahun dan kami pergi ke pantai sepanjang waktu. Saya pikir, selama tidak ada larangan yang diberikan pemerintah, pantai adalah tempat yang aman," kata dia.


Ia juga menambahkan bahwa pantai yang biasanya ditutup, karena isu pencemaran bakteri yang tinggi di air laut, biasanya area pasirnya juga turut ditutup. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya