Terseret Pelemahan Saham Apple, Wall Street Turun

Aktivitas di Bursa Efek New York
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan, Selasa waktu New York karena investor fokus pada penurunan lebih lanjut saham Apple.

Selain itu, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu 5 Agustus 2015, investor juga mencerna sedikit pemulihan harga minyak di tengah terus menyoroti kapan Federal Reserve menaikkan suku bunganya.

"Yang kami yakin hingga hari ini adalah penegasan kembali bahwa The Fed ingin menaikkan suku bunganya tahun ini, tentu hal itu tidak jauh dari konsensus," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities.

Wall Street memperpanjang kerugiannya, setelah Presiden Federal Reserve Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan bahwa September mungkin waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga.

"Bagi saya tidak masuk akal jika The Fed telah mengadakan pertemuan dan mereka akan menaikkan suku bunganya, karena permintaan di seluruh dunia sedang menurun," klaim Adam Sarhan, CEO Sarhan Capital.

Saham Apple ditutup melemah 3,2 persen sebagai penurunan terbesar pada saham blue-chip.

"Apple adalah saham blue-chip dan bisa menjadi indikator yang membawa arah pasar. Anjloknya saham Apple membuat pasar bertanya-tanya 'apa artinya', karena secara psikologis membuat pasar ketakutan," kata Quincy Krosby, Market Strategist Prudential Financial.

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 13

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 47,51 poin (0,27 persen) ke level 17.550,69, dengan saham Microsoft dan Apple yang memimpin pelemahan saham.

Sementara itu, indeks S&P 500 turun 4,72 (0,22 persen) ke level 2.093,32, dipimpin oleh saham sektor bahan bangunan. 

Adapun indeks Nasdaq melemah 9,84 poin (0,19 persen) ke level 5.105,55.
Investor Takut Ekonomi AS Menurun, Wall Street Anjlok

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 817 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,5 miliar unit saham.
Apple Dongkrak Nasdaq ke Level Tertinggi Sejak Juli 2015

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi naik menjadi 2,23 persen.
Bursa Wall Street Ditutup Lebih Tinggi
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016