Susi Ancam Tak Mau Berdayakan Petani Garam Lokal

Pekerja memanen garam di pegaraman Desa Bunder
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri
VIVA.co.id
Pemerintah Diminta Mereformasi Tata Niaga Garam
- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kesal gara-gara impor garam industri melebihi kebutuhan. Ia pun, bahkan tak mau lagi memberdayakan petani garam lokal, kalau terjadi lagi kelebihan impor garam.

PP Perlindungan Nelayan Bakal Dikeluarkan
Ditegaskannya, Selasa 11 Agustus 2015, kebutuhan garam industri sebanyak 1,1 juta ton. Sementara itu, impornya sebanyak 2,2 juta ton. Hal ini mengacu pada data realisasi impor garam pada tahun ini.

Pabrik Es dan Garam Akan Dibangun di Kupang
"Kalau kita mau kasih mati petani garam, ya impor saja banyak-banyak," kata Susi, saat ditemui di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Dia pun mengancam akan menghentikan pemberdayaan petani garam lokal kalau impor garam industri melebihi kebutuhan. 

Susi merasa, pemberdayaan petani lokal akan sia-sia, karena harga garam bakal jatuh kalau banjir garam impor.

"Kalau terus-menerus seperti ini, saya juga tak mau melaksanakan pemberdayaan petani garam. Percuma, nanti kita buang uang. Petani tidak mendapatkan manfaatnya, karena harga jatuh semua," kata dia.

Susi mengatakan, berlebihnya garam impor tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan rembesan garam impor di pasar. 

Dia menyebutkan, garam konsumsi dan garam industri nyaris tak ada perbedaan. Kedua jenis garam ini bisa dikonsumsi.

"Garam industri sama garam rumahan dan aneka pangan sama-sama bisa dimakan. Kalau ada yang bilang garam industri tidak bisa dimakan, saya agak aneh karena semua garam bisa dimakan," kata dia.

Susi pun menyebutkan, kualitas garam industri lebih bagus daripada garam petani. Misalnya, kandungan NaCl-nya di atas 96 persen dan kandungan magnesiumnya lebih rendah. 

"Itulah garam yang dibutuhkan industri kimia Indonesia. Sampai sekarang petani garam kita belum bisa produksi seperti itu," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya