Sumber :
VIVA.co.id
- Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) untuk periode Agustus 2015 dinilai terlalu membebankan rakyat.
"Untuk BBM, kalau jadi naik maka kemungkinan harga Premium menjadi Rp 8.000 per liter dari harga saat ini sebesar Rp 7.300 per liter," ungkap Wakil Ketua Komisi VI DPR, Heri Gunawan.
Selanjutnya, untuk TDL, direncanakan naik pada 10 tarif tenaga listrik. "Setiap bulan tarif listrik non subsidi bisa turun, tetap, atau naik dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang dollar amerika terhadap mata uang rupiah (kurs), harga minyak dengan acuan Indonesian Crude Price (ICP), dan pengaruh inflasi," ujar Heri.
Wakil Ketua Komisi VI DPR tersebut sangat menyayangkan jika kenaikan tersebut sampai terjadi. "Dan ini adalah langkah yang terburuk. Naiknya BBM dan TDL hampir bersamaan," kata Heri.
Heri menjelaskan bahwa kenaikan tersebut dapat berimbas ke bebagai sektor, seperti memicu kenaikan ongkos operasional dan angkutan, memicu inflasi kita yang saat ini masih tinggi, hingga memicu gelombang pengangguran baru yang lebih tinggi.
Menurut Heri, ada indikasi kuat bahwa kenaikan ini sebenarnya untuk mendongkrak tingkat penyerapan belanja pemerintah yang masih sangat rendah.
"Belanja modal, misalnya, baru mencapai 15,3 persen dari total alokasi APBN-P 2015. Situasi itu kemudian merembet pada melemahnya konsumsi rumah tangga karena daya beli yang terus menurun," ungkap Heri.
Baca Juga :
Banggar DPR: Target Tax Amnesty Terlalu Ambisius
Baca Juga :
Komisi XI: Postur APBN-P 2016 Tidak Kredibel
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina
Demi mencapai kedaulatan energi.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :