NASA Temukan Neon di Atmosfer Bulan

Ilustrasi Bulan dan Bumi
Sumber :
  • BBC

VIVA.co.id - Badan Antariksa AS (NASA) telah menemukan neon dalam lapisan atmosfer terluar (eksosfer) bulan. Temuan ini mengonfirmasi spekulasi keberadaan gas yang sering menjadi tanda listrik tersebut di atmosfer bulan selama beberapa dekade.

Dilansir dari situs resmi NASA, Selasa 18 Agustus 2015, kehadiran adanya neon tersebut dipastikan setelah pengamatan pesawat ruang angkasa NASA, Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE).

"Kehadiran neon dalam atmosfer luar bulan telah menjadi subjek spekulasi sejak misi Apollo, tapi tidak ada deteksi kredibel yang telah dibuat," kata Mehdi Benna, peneliti Goddard Space Flight Center NASA di Maryland, AS.

NASA bersyukur dengan temuan tersebut, terlebih lagi disebutkan keberadaan neon di atmosfer tipis bulan tersebut sangat berlimpah.

Peneliti tertarik dengan eksosfer karena atmosfer ini merupakan jenis yang paling umum dari atmosfer di tata surya.

Terekam Suara 'Musik' Aneh di Sisi Gelap Bulan


Disebutkan sebagian eksosfer bulan berasal dari angin matahari, yang merupakan aliran tipis yang secara elektrik meniupkan gas dari permukaan matahari  ke ruang angkasa. Peniupan ini terjadi sekitar jutaan mil per jam.

Kebanyakan angin matahari adalah hidrogen dan helium, tapi ada sebagain kecil elemen yang merupakan neon.

Saat semua elemen tersebut terpapar ke bulan, hanya helium, neon dan argon yang cukup stabil kembali ke ruang angkasa. Sementara sisa dari elemen lainnya menempel tanpa batas ke permukaan bulan.

Berdasarkan pengamatan selama tujuh bulan, instrumen NMS LADEE menemukan pada eksosfer bulan sebagian besar terdiri dari helium, argon dan neon. Kelimpahan elemen tersebut tergantung dari waktu, misalnya kelimpahan puncak argon terjadi pada saat matahari terbir, puncak neon saat pukul 4 pagi dan helium pada pukul 1 dini hari.

Instrumen NMS LADEE juga menemukan ada beberapa gas yang berasal dari batuan bulan. Misalnya argon-40, yang berasal dari pembusukan alami radioaktif kalium-40, yang ditemukan pada bebatuan semua planet terestrial.

Kejutan lainnya, argon tidak konstan berada di eksosfer dari waktu ke waktu. Sebaliknya, selama misi LADEE, ditemukan argon naik dan turun sekitar 25 persen.

Menurut Benna, sumber sementara ini argon mungkin hasil dari peningkatan pelepasan gas dari permukaan bulan yang dipicu oleh tekanan pasang surut di bulan. Sedangkan sumber helium disebutkan 20 persen berasal dari bulan, akibat dari pembusukan radioaktif thorium dan uranium.

"Data yang dikumpulkan NMS membahas pertanyaan lama yang berkaitan dengan muncul dan tenggelamnya helium dan argon eksosfer tetap tak terjawab selama empat dekade. Temuan ini menyoroti terbatasnya model eksosfer saat ini dan perlu yang lebih canggih di masa depan," kata Benna.

Inilah Penjelasan Adanya Gerhana Matahari

2017, Moon Express Buka Perjalanan Wisata ke Bulan

Mereka mengklaim telah mendapatan izin dari pemerintah federal.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016