Proyek Listrik Ditargetkan 100% Gunakan Komponen Domestik

Ilustrasi pembangkit listrik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- Wakil Presiden Jusuf Kalla baru saja menggelar rapat membahas mengenai pembangunan tenaga listrik 35 ribu megawatt. Dalam rapat itu disimpulkan bahwa pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit menggunakan 100 persen komponen dalam negeri.

PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik

Sehingga, dia juga memanggil para produsen dalam negeri, seperti Krakatau Steel untuk menetapkan standarisasi, kualitas besi, dan harganya.
Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW


"Ditetapkan bersama BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), perindustrian, Krakataul Steel," kata Juru Bicara Wakil Presiden, Husen Abdulah di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2015.


Menurut Husen, pembangunan itu hampir semua komponen transmisi akan dibangun dari bahan-bahan dalam negeri.


"Kecuali untuk aksesoris masih 95 persen, tetapi akan digenjot menjadi 100 persen dari dalam negeri," kata dia.


Namun, untuk besi dan kabel 100 persen komponen dalam negeri. "Tinggal standarnya dibikin, harganya sama, mutu kualitasnya sama. Sehingga, kalau ada daerah yang kurang, dan di tempat lain lebih, itu bisa digeser-geser," kata dia.


Sementara itu, untuk transmisinya sudah berjalan 10 ribu kilometer dan saat ini sedang dibahas untuk membangun 27 kilometer lagi. Sehingga, totalnya 45 ribu kilometer seluruh Indonesia.


Kemudian, Wapres juga meminta Menteri ESDM Sudirman Said untuk membuat titik koordinat di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua untuk mempermudah perizinan. "Sehingga, pas permintaan izin mungkin per wilayah," kata dia.


Husen mengatakan, dana investasi untuk pembangunan transmisi ini adalah Rp200 triliun.


"Dananya macam-macam, nanti dipilih yang paling memungkinkan dan murah, APBN (Anggaran Pendapat Belanja Negara), swasta, pijaman jangka panjang," ujar dia.


Sehingga, saat ini, pemerintah akan fokus untuk membangun transmisi. Jangan sampai pembangkit ini selesai, tetapi transmisi belum dibangun. Akibatnya, pembangkit ini akan nganggur.


"Jika dibangun sekarang menurut hitungan JK, bahan baku murah, sehingga bisa ditekan biayanya hingga 50 persen, sekarang waktunya belanja untuk mengerjakan. Ini stimulasi ekonomi bagi masyarakat, terutama pengusaha di daerah. Pegusaha lokal dilibatkan dan komponen industri dalam negeri juga bisa tumbuh," ujar dia.


Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, mengatakan untuk melaksanakan proyek ini dibutuhkan koordinasi antara Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Badan Usaha Milik Negara, dan PT Perusahaan Listrik Negara.


Franky optimistis, meski ekonomi saat ini lemah, pembangunan transmisi listrik dapat tetap berjalan. "Karena yang mengonfirmasi untuk IPP (
Independent Power Produsen
) saja sudah cukup banyak," ujar dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya