Sumber :
- VIVA.co.id/ Arfi Bambani Amri
VIVA.co.id
- People Bank of China (PBoC) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,6 persen pada Selasa 25 Agustus 2015, waktu setempat. Kebijakan itu dikeluarkan untuk memberikan kenyamanan pasar keuangan, setelah menyebarkan sentimen negatif ke seluruh penjuru dunia.
Dilansir dari Reuters, Rabu 26 Agustus 2015, bank sentral China tersebut juga memotong suku bunga acuan deposito satu tahun dengan jumlah yang sama, dan mengurangi persyaratan cadangan (RRR) sebesar 50 basis menjadi 18 persen untuk sebagian besar bank-bank besar.
Baca Juga :
Anak-anak di China pun Demam Drama Korea
Dengan pemangkasan ini diperkirakan, pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu tersebut dapat terdongkrak dan kembali pada jalurnya pada tahun depan. Kepercayaan investor akan bursa saham China juga akan pulih, hal tersebut memberikan angin segar kepada pasar keuangan internasional.
"Kebijakan ini memberikan kenyamanan ke pasar, ini tentang memberikan dorongan nyata untuk ekonomi riil, sehingga pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke level tujuh persen," kata Ekonom China di Bank ANZ Hong Kong, Liu Li-Gang.
Liu mengatakan, China yang merupakan salah satu mesin utama ekonomi dunia, menyusul peringkat Yunani dalam daftar teratas kekhawatiran investor global. Sebab, mereka resah perekonomian China tahun ini akan melambat di bawah target yang ditetapkan sekitar tujuh persen pada 2015.
"Saat ini, masih ada tekanan ke bawah pada pertumbuhan ekonomi China. Ada juga volatilitas yang relatif besar di pasar keuangan global, yang membutuhkan penggunaan lebih fleksibel alat kebijakan moneter," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan dalam waktu terpisah. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kebijakan ini memberikan kenyamanan ke pasar, ini tentang memberikan dorongan nyata untuk ekonomi riil, sehingga pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke level tujuh persen," kata Ekonom China di Bank ANZ Hong Kong, Liu Li-Gang.