Ini Komentar Aprindo Soal Blusukan Jokowi di Pasar Abu Dhabi

Presiden Joko Widodo blusukan di Abu Dhabi
Sumber :
  • Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi
VIVA.co.id
Aprindo Jelaskan Soal Minimarket Mainkan Harga
- Presiden Joko Widodo saat ini, tengah berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Di tengah agenda yang padat, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyempatkan diri "blusukan" ke pusat ritel terbesar di Timur Tengah, Lulu Hypermarket, yang berada di pertokoan Khalidiyah Mall.

Ramayana Susun Strategi Demi Raup Rp8,3 Triliun

Blusukan Jokowi ini mendapatkan respons langsung dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mendey. Menurut dia, Jokowi mampu menjadikan Lulu Hypermart sebagai referensi dalam memajukan pasar ritel dalam negeri.
Setengah Tahun 2016, Laba Ramayana Naik 179,7 Persen


"Presiden, diwakili juga oleh menteri perdagangan (Thomas Lembong) dan menko ekonomi (Darmin Nasution). Harapan kami, mereka bisa melihat kemajuan perdagangan ritel yang terjadi di luar negeri," ujar Roy di kantor Badan Pusat Statisti, Jakarta Pusat, Senin 14 September 2015.


Seiring dengan perkembangan zaman, dia menambahkan, perlu adanya revitaliasi di sektor perdagangan, terutama bagi industri ritel. Sayangnya, saat ini jumlah pasar modern justru berbanding terbalik dengan jumlah pasar rakyat yang berada di Indonesia.


"Pada satu titik, nanti semua akanm modern dengan sendirinya. Karena perkembangan teknologi, perkembangan zaman sampai budaya. Di sini pasar rakyat itu hampir 1,9 juta pasar. Pasar modern baru 25 ribu. Jauh sekali," kata dia.


Pemerintah, diakui Roy, memang tengah gencar untuk membangun pasar modern. Hal ini tercermin dari langkah Presiden Jokowi yang akan merevitalisasi pasar rakyat untuk melayani konsumen lebih baik. Pihaknya menilai, mekanisme ini merupakan salah satu kemajuan modern.


Karena itu, Aprindo mengaku senang apabila diajak pemerintah untuk berdiskusi mengenai pengembangan pasar modern ke depannya, tanpa mematikan pasar rakyat.


"Karena, nanti pasar rakyat bisa jadi modern juga. Itu yang dilihat mungkin di Timur Tengah," katanya.


Roy menegaskan, saat ini memang industri ritel dalam negeri jauh tertinggal dibandingkan di luar negeri. Dengan langkah konkret pemerintah, dia meyakini bahwa pasar modern ini mampu berkembang pesat dan mempunyai daya saing yang tinggi.


"Kita sudah terkenal karena tertinggal. Sekarang, harus mengejar ketertinggalan itu. Salah satunya bercermin. Melihat di sana (Timur Tengah), memberlakukan di sini. Kita bisa maju juga, dan bahkan lebih maju. Pulau kita lebih banyak dibandingkan Timur Tengah," ujar Roy. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya