Sumber :
- REUTERS/Lucy Nicholson/Files
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih tinggi pada Selasa, setelah Gedung Putih mengatakan tidak mendukung langkah DPR AS untuk mencabut larangan ekspor minyak mentah yang sudah dilakukan selama 40 tahun.
Baca Juga :
Stok Minyak Dunia Melimpah, Harga Terus Jatuh
"Ini adalah kebijakan yang telah dibuat selama di Departemen Perdagangan, dan untuk alasan itu, kami tidak akan mendukung undang-undang seperti yang telah dikemukakan oleh Partai Republik," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dilansir dari CNBC, Rabu 16 September 2015.
Baca Juga :
Harga Minyak Kembali Anjlok
Harga minyak WTI ditutup naik sekitar 1,3 persen menjadi US$44,59 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik 40 sen menjadi US$47,80 per barel untuk kontrak pengiriman Oktober.
Pasar minyak internasional juga mencermati data persediaan minyak AS, setelah perusahaan intelijen pasar Genscape memproyeksikan bahwa persediaan minyak mentah di Cushing, AS, Oklahoma turun 1,8 juta barel pekan lalu.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan prospek minyak mentah AS akan positif pada pekan ini, karena berkurangnya pasokan internasional di tengah kelesuan pasar minyak dunia.
IEA dan OPEC telah memangkas proyeksi pasokan minyak AS dan produsen non OPEC lainnya. Hal tersebut akan memperlonggar pasokan minyak mentah global pada tahun depan.
"Pasar masih kelebihan pasokan, prospek permintaan Asia tidak cerah, tetapi tidak juga anjlok secara signifikan," kata lembaga riset independen, Energy Aspects dalam sebuah laporan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pasar minyak internasional juga mencermati data persediaan minyak AS, setelah perusahaan intelijen pasar Genscape memproyeksikan bahwa persediaan minyak mentah di Cushing, AS, Oklahoma turun 1,8 juta barel pekan lalu.