Batal Ketemu Jokowi, Ibu-ibu Pengusaha Ngambek

Presiden Joko Widodo Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat
- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), batal bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negera, yang sebelumnya diagendakan pukul 10.00 WIB.

Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama
Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, Jumat 18 September 2015, mengatakan pertemuan tersebut harusnya diterima oleh Presiden Jokowi. Namun, karena ada suatu yang mendadak, maka belum bisa menemui.

Ahok Ungkap Alasan Jokowi Sindir Keuangan Daerah
"Ada yang kecewa, tetapi Presiden harus urus yang lebih besar," kata Nita di Istana Negara, Jakarta.

Presiden Jokowi, kata Nita, dalam waktu yang bersamaan mengadakan rapat mendadak terkait dengan batalnya Amerika Serikat menaikkan suku bunga The Fed. Bahkan, pihaknya juga tidak sempat bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Karena Bank Sentral AS tidak jadi naikkan suku bunga, jadi menciptakan hal tidak kondusif, beliau rapat mendadak," kata Nita.

Puluhan anggota dan pimpinan pusat IWAPI, sempat masuk ke Istana Negara. Namun, tidak ada pihak Istana, termasuk Presiden Jokowi yang menemui mereka.

Walau akhirnya, sempat ditemui oleh Darmin, yang hanya sesaat dan langsung kembali ke dalam untuk rapat dengan Presiden.

Sejumlah anggota sempat memprotes, mereka mengira Jokowi berbohong karena tidak mau menerima mereka. Sebagai Ketum IWAPI, Nita langsung berusaha menenangkan anggotanya.

"Tidak ada kebohongan, karena memang kondisi yang terjadi seperti ini dan Presiden janji akan menerima kami kembali," kata Nita.

Nita juga berusaha menenangkan anggotanya, terkait sikap Menko Darmin sebelumnya.

"Tidak ada permintaan maaf dari Pak Darmin tadi. Itu, karena Pak Darmin juga tidak tahu-menahu," katanya. 

"Kami akan mengirimkan surat, saya sebagai ketua umum atas nama DPP mohon maaf lahir batin, at least nama kami sudah masuk di sini dan kami diterima di Istana. Semoga ini tidak mengurangi perjuangan kami," jelas Nita, yang disambut seruan 'hidup IWAPI' oleh puluhan anggotanya.

Usai dari dalam Istana, Nita menjelaskan, sebenarnya banyak hal yang ingin pihaknya sampaikan. Apalagi, anggota IWAPI sudah banyak bergerak di sektor usaha seperti kuliner, di mana bahan baku menggunakan produk lokal dan tidak bertransaksi dalam bentuk dolar AS.



Dia menuturkan, paket kebijakan ekonomi September I juga menjadi sorotan yang akan mereka sampaikan ke Presiden Jokowi.

"Kami ingin sampaikan ke Presiden, paket kebijakan kemarin, masih melihat untuk sektor makro, sektor riil masih belum ada," jelas Nita. 

Dengan begitu, menurutnya, Presiden Jokowi harus secepatnya mengeluarkan paket kedua, yang khusus untuk perlindungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Karena sebentar lagi kita hadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), perlambatan ekonomi, tentu perlu kebijakan yang lebih baik lagi untuk perempuan pengusaha," tuturnya. 

Dia menjelaskan, suku bunga untuk UKM melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang diturunkan pemerintah dari 22 persen menjadi 12 persen, dianggapnya masih terlalu tinggi.

Padahal, lanjut dia, dari konferensi yang mereka ikuti di Vietnam, Thailand saja bunganya hanya 2,2 persen dan China 5,5 persen. 

"Artinya, pemerintah dorong perempuan pengusaha UKM untuk bisa lebih baik lagi karena mereka tulang punggung," katanya.

Dia juga mengaku, sebagai pengusaha yang ada di lapangan, banyak kebijakan pemerintah yang kurang berjalan dengan baik. 

"Kami perlu ngadu ke Presiden, bahwa di bawahnya seperti apa," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya