Sumber :
- Dok. Library of Congress
VIVA.co.id
- Hari ini, 26 tahun yang lalu, mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos meninggal dunia di Hawaii, tempat pengasingannya. Nama Marcos melegenda sebagai pemimpin yang menjabat selama 20 tahun dan tuduhan korupsi.
Dikutip dari
History.com
, saat ia mengembuskan napas terakhir, itu adalah tahun ketiga Ferdinand Marcos dan istrinya, Imelda Marcos, menjalani kehidupan sebagai pengasingan di Hawaii, setelah ia diusir dari negaranya oleh kekuatan rakyat yang dipimpin Corazon Aquino.
Terpilih sebagai Presiden Filipina pada 1966, Marcos langsung berhadapan dengan serangan pemberontak sayap kiri. Pada 1972, Marcos yang anti-komunis mengumumkan darurat militer untuk mengatasi serangan tersebut. Sejak menerapkan darurat militer itu, Marcos mulai terkenal sebagai pemimpin yang diktator.
Aktivitas anti-komunis yang gencar dilakukan oleh Marcos mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat. Namun, rezimnya ditandai dengan penyalahgunaan dukungan asing, represi, dan pembunuhan politik.
Kekecewaan rakyat Filipina mencapai puncaknya menjelang pemilu. Pada 1986, kekuasaan Marcos ditumbangkan oleh suara rakyat yang diwakili oleh Corazon Aquino, istri dari Benigno Aquino, lawan politiknya yang tewas dibunuh.
Ditinggalkan oleh mantan pendukungnya, Marcos dan istrinya, Imelda, melarikan diri ke Hawaii. Selama masa pengasingan di Hawaii, mereka menghadapi investigasi atas tuduhan penggelapan.
WNI Disandera, Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Kedaulatan
Berbagai cara ditempuh mulai dari cara diplomatis hingga pragmatis.
VIVA.co.id
8 Agustus 2016
Baca Juga :