Polah Satelit A2 di Antariksa Jadi Tantangan Lapan

Roket PSLV-C30 yang membawa satelit Lapan A2
Sumber :
  • IndiaNewsToday
VIVA.co.id
Indonesia Berambisi Bangun Bandara Antariksa
- Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), LAPAN A-2 telah berhasil diluncurkan ke antariksa. Satelit yang dibuat di Tanah Air oleh peneliti Indonesia itu dilepaskan roket peluncur di India pada ketinggian 650 Km dari permukaan bumi. LAPAN A-2 dilepaskan dari roket setelah Satelit Astrosat milik India terlepas lebih dulu.

Lapan Beri Tips Lihat Fenomena Langka di Langit Besok

Namun demikian setelah sampai di antariksa, LAPAN A-2 tak langsung beraksi. Satelit itu masih harus melalui penyesuaian dengan lingkungan antariksa. Penyesuaian yang dinamakan
NASA Gandeng LAPAN, Observasi Gerhana Matahari Total
Launch and Early Operation Phase (LEOP) diperkirakan butuh waktu satu bulan.

"Level komponen satelit sampai misi satelit kita cek. Fase pertama kontak satelit, kita cek semua komponen satelit, mulai dari sistem power basic -nya, level komponen satelit juga kita tes," ujar Abdul Rahman, peneliti
Aerospace Payload Technology Divison
LAPAN kepada
VIVA.co.id
, Senin 28 September 2015.


Dia mengatakan tahap pengecekan juga akan memantau data satelit. Diketahui LAPAN A-2 memang sudah dibekali baterai dari bumi, tapi setelah sampai di antariksa, Lapan akan mengecek panel solarnya apakah benar sudah mampu untuk mengisi daya satelit.


"Kemudian distribusi
power
nya ke semua komponen. Di cek apa ada anomali di komponennya," kata dia.


Lapan juga akan mengecek fungsi kamera satelit. Apakah kamera sudah fokus untuk menjalankan kepentingan misi satelit. Tahap ini juga untuk memastikan sikap dari kamera.


"Soalnya saat awal di antariksa, satelit bergerak ke mana-mana, jadi kami kembalikan
alttitude
-nya, agar kamera itu ambilnya fokus," jelas dia.


Selanjutnya Lapan akan mengendalikan kontrol fungsi satelit. Fase ini dilakukan secara kontinyu melalui Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor dan Biak di Papua. Tahap ini, kata Abdul, bertujuan mengetahui apakah uji level komponen berfungsi dengan baik atau tidak.


"Kalau sudah lihat pengendalian sikapnya, baru dinyatakan siap berfungsi dengan baik. Dari sini baru bisa lakukan command, apakah kameranya berfungsi dengan baik, kemudian dengan misi utama lainnya," kata dia.


Abdul mengatakan langkah seluruh tahap pengecekan itu untuk memastikan sikap (attitude) dan kendali satelit, apakah sudah sesuai untuk operasi misi.  Pengendalian sikap satelit ini untuk memastikan agar LAPAN A-2 posisinya tegak lurus.


Abdul mengatakan sebulan setelah pengendalian, satelit LAPAN A-2 sudah bisa melakukan fungsi
telemetry, tracking and command.

Agar Lapan-A2 Tak Cepat Soak


Dia menambahkan pada satelit besar juga mengalami hal yang sama, akan bergerak kemana-mana. Namun pada satelit besar telah dilengkapi dengan
thruster
agar membuat stabil beban satelit.


"Dijaga kestabilannya. Sikapnya dijaga. Ibarat manusia ya dijaga kesehatannya. Dirawat dengan baik. Jadi kapan
command
dilakukan? Kan ini ada tiga misi yaitu maritim, pengawasan lingkungan dan komunikasi radio amatir. Ini diatur agar tidak dilakukan secara bersamaan," turur pria berkacamata itu.


Abdul mengatakan A-2 juga mendapat perlakuan yang tak sembarangan. Misalnya melakukan fungsi
command
secara tak beraturan. Jika hal ini dilakukan maka satelit bisa cepat soak.


Agar satelit tak cepat soak, kata Abdul, ada beberapa yang harus dikelola dengan baik. Hal utama adalah pengaturan konsumsi daya. Namun dalam keadaan darurat, A-2 bisa langsung menjalankan fungsi command. Abdul mengatakan, pengelolaan konsumsi daya yang baik bisa membuat satelit bisa tahan lama. Kasus ini telah dibuktikan pada satelit LAPAN A-1.


"A-1 kan masanya hanya dua tahun tapi sampai sekarang masih bisa beroperasi," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya