BI: Rupiah Seharusnya Tak Selemah Ini

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
- Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan selama Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tetap memberikan spekulasi mengenai kenaikan tingkat suku bunga acuannya, persepsi ini akan tetap memengaruhi kondisi nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Apabila dilihat dari sisi fundamentalnya, rupiah seharusnya tidak selemah ini. Ini lebih karena persepsi. Persepsi kemungkinan suku bunga acuan The Fed," ujar Perry, saat ditemui di gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa 29 September 2015.

Menurut Perry, kondisi perekonomian global saat ini memang tidak terelakkan bagi seluruh negara berkembang. Karena itu, yang harus diperkuat sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah mampu menulihkan kembali kondisi rupiah.

"Kegiatan ekonomi riil sudah tumbuh di semester dua. Ekonomi triwulan II dan seterusnya akan lebih baik. Jelas, akan lebih tinggi dari 4,7 persen. Keseluruhan tahun ini bisa sekitar 4,9 persen. Ini persepsi yang harus kita komunikasikan," ujarnya.
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

Perry meyakini, imbauan tersebut mampu memperbaiki kondisi nilai tukar yang terus terdepresiasi. Meskipun, tidak akan bergerak secara signifikan. "Saya kira akan membantu bahwa pelemahan rupiah tidak terlalu jauh dari sisi fundamentalnya," katanya.
Jaga Likuiditas, BI Minta Pemerintah Stop Penerbitan SUN

Sebagai Informasi, berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)/ kurs tengah BI, dolar AS terhadap rupiah diperdangangkan senilai Rp14.728, naik Rp32 dibanding dengan kurs kemarin. (asp)
Terobosan Menkeu Sri Mulyani Dongkrak Kepercayaan Pasar
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016