BI: Rupiah Seharusnya Tak Selemah Ini

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
- Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan selama Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tetap memberikan spekulasi mengenai kenaikan tingkat suku bunga acuannya, persepsi ini akan tetap memengaruhi kondisi nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
"Apabila dilihat dari sisi fundamentalnya, rupiah seharusnya tidak selemah ini. Ini lebih karena persepsi. Persepsi kemungkinan suku bunga acuan The Fed," ujar Perry, saat ditemui di gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa 29 September 2015.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Menurut Perry, kondisi perekonomian global saat ini memang tidak terelakkan bagi seluruh negara berkembang. Karena itu, yang harus diperkuat sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah mampu menulihkan kembali kondisi rupiah.

"Kegiatan ekonomi riil sudah tumbuh di semester dua. Ekonomi triwulan II dan seterusnya akan lebih baik. Jelas, akan lebih tinggi dari 4,7 persen. Keseluruhan tahun ini bisa sekitar 4,9 persen. Ini persepsi yang harus kita komunikasikan," ujarnya.

Perry meyakini, imbauan tersebut mampu memperbaiki kondisi nilai tukar yang terus terdepresiasi. Meskipun, tidak akan bergerak secara signifikan. "Saya kira akan membantu bahwa pelemahan rupiah tidak terlalu jauh dari sisi fundamentalnya," katanya.

Sebagai Informasi, berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)/ kurs tengah BI, dolar AS terhadap rupiah diperdangangkan senilai Rp14.728, naik Rp32 dibanding dengan kurs kemarin. (asp)
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016