Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Bank sentral Tiongkok (PBOC) kembali memangkas tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, menjadi 4,35 persen. Kebijakan ini merupakan kali keenam dilakukan, sejak bulan November 2014.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, langkah tersebut murni karena adanya faktor perkembangan ekonomi di Tiongkok sendiri, yang sampai saat ini terus melambat.
"Tentu tergantung. Mungkin dia (Tiongkok) mau mendorong ekonominya lebih cepat. Mungkin juga karena inflasinya lebih rendah. Saya tidak tahu persisnya, tapi mengubah suku bunga alasannya kurang lebih begitu," ujar Darmin di Jakarta, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Baca juga:
Laju inflasi yang rendah, kata Darmin, mampu dijadikan indikator setiap bank sentral setiap negara, termasuk Indonesia, untuk dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan naik atau tidaknya suku bunga.
Baca Juga :
BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Baca Juga :
Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate
Baca Juga :
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
"Memang inflasi kita rendah tahun ini. Kalau dilihat inflasi saja, iya (naik). Tapi, mungkin BI masih lihat kursnya masih stabil apa belum. Kalau sudah stabil, mestinya arahnya turun," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Memang inflasi kita rendah tahun ini. Kalau dilihat inflasi saja, iya (naik). Tapi, mungkin BI masih lihat kursnya masih stabil apa belum. Kalau sudah stabil, mestinya arahnya turun," kata dia.