Sumber :
VIVA.co.id
- Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar mengatakan turut perihatin dan mengutuk keras atas kejadian peledakan bom serta aksi penembakan yang terjadi disejumlah tempat publik di Paris, Perancis, pada hari Jumat 13 November 2015. Jika selama ini terorisme lebih banyak menyasar objek vital dan strategis sebuah negara, namun di Paris diruang publik yang melibatkan banyak masyarakat.
“Kami mengutuk keras peristiwa tersebut dan senantiasa berharap agar pemerintah serta rakyat Perancis bisa melewati masa-masa sulit ini dengan sikap dan respon terbaik. Disadari, tragedi peledakan bom dan teror penembakan di Paris ini sangat mengehenyakkan dunia internasional. Untuk kesekian kali, betapa aksi kekerasan telah terjadi di ruang publik dalam skala yang masif dan tersistematis yang telah mengakibatkan banyak korban jiwa,” ujar Rofi’ Munawar dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu 15 November 2015.
Dua tragedi kekerasan mengguncang ibu kota Perancis, Paris. Serangan ledakan bom dan aksi penembakan terjadi pada Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat. Dilaporkan, hal itu telah menewaskan ratusan orang. Adapun tempat kejadian terjadi di Stadium State de France, Gedung Konser Bataclan, Rue Bichat, Av. de la Republique, Bd. Voltaire, Rue Charonne, dan Bld Beaumarchais. Di salah satu tempat keramaian ini tengah berlangsung konser grup musik rock asal California, Amerika Serikat, The Eagle's of Death Metal.
Rofi yang merupakan legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) meminta kepada pemerintah Indonesia menginventarisasi potensi jatuhnya korban jiwa dari pihak WNI, mengingat kejadian ini telah menewaskan banyak orang. Oleh karenanya pemerintah Indonesia secara aktif dan responsif membangun komunikasi dengan pemerintah Perancis, agar dapat dilakukan penanganan serta evakuasi segera.
Dalam kesempatan yang sama, Legislator asal Jawa Timur ini melihat bahwa secara prinsip tragedi Paris kali ini telah memberikan pesan yang tegas kepada kita semua warga dunia, untuk secara serius menentang segala bentuk kekerasan yang telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Diantaranya mendorong dialog dan membangun komunikasi yang baik antar negara sebagai salah satu formula usaha preventif mencegah terorisme terjadi kembali. Komunikasi antar negara dalam menanggulangi terorisme tidak bisa lagi hanya mengandalkan satu jalur (single track) negara antar negara (G to G) namun juga jalur non militer atau formal (multi track).
Baca Juga :
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR
Baca Juga :
Komisi II Bahas PKPU dengan KPU & Bawaslu
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina
Demi mencapai kedaulatan energi.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :