Pasar Properti China Pulih dari Keterpurukan

Ilustrasi properti.
Sumber :
  • Forbes
VIVA.co.id
- Pasar properti di China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, mulai pulih dari keterpurukan selama lebih dari setahun.

Dikutip pada laman CNBC, Rabu 18 November 2015, hal itu terlihat dari rilis resmi yang menyatakan bahwa harga rumah baru di China pada Oktober rata-rata naik 0,1 persen dibandingkan Oktober tahun lalu. Ini merupakankenaikan untuk pertama kalinya dalam setahun. Pada September, harga rumah baru di China turun 0,9 persen.

Pada periode tersebut, harga rumah baru di Beijing naik 6,5 persen, di Shanghai menguat 10,9 persen, dan di Shenzhen melonjak hampir 40 persen.

"Harga rumah di China berada di lintasan yang baik. Secara nasional, harga rumah di sana sudah mulai pulih dari keterpurukan," kata Erwin Sanft, Kepala Strategi China Macquarie.
Laut China Selatan Memanas, China dan Rusia Latihan Militer

"Ini berita baik bagi pasar properti China. Ini juga diprediksi bisa berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi negara itu. Namun, kenaikan harga rumah harus dibatasi," tambahnya.
Curi Teknologi Nuklir, AS Dakwa Warganya & Perusahaan China

Sanft menuturkan, kenaikan harga properti yang terlalu tinggi akan menjadi sentimen negatif bagi pertumbuhan ekonomi.
Volume Ekspor China Meningkat, Bawa Angin Segar bagi RI?

Apalagi, pasar properti di China merupakan barometer yang diawasi ketat oleh pemerintah. Sebab, sektor ini menyumbangkan 15 persen pada pertumbuhan domestik bruto (PDB) China. Dengan demikian, perlambatan dan pertumbuhan yang terlalu tinggi di pasar properti akan memiliki dampak luas bagi perekonomian.

Tampaknya stimulus moneter yang diberikan China ke pasar, salah satunya berdampak positif ke pasar properti. Seperti diketahui, The People's Bank of China (PBOC) telah enam kali menurunkan suku bunga acuannya sejak November 2014.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya