Dua Alasan Ini Bikin Wall Street Anjlok

Para pialang di Bursa Wall Street.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Bursa Wall Street ditutup melemah tajam, dipicu kekhawatiran pelaku pasar akan rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga, karena dinilai kondisi ekonomi yang masih terlalu lemah. 

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Selain itu, indeks saham S & P 500 yang mengalami penurunan terbesar sejak akhir September pada Kamis waktu New York, atau Jumat dini hari WIB, karena stimulus yang dilakukan Bank Sentral Eropa, atau European Central bank (ECB) mengecewakan.

Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
Dilansir dari Reuters, Jumat 4 Desember 2015, ECB bergerak memicu lonjakan dalam mata uang euro, sehingga membuat investor terkejut dan memaksa mereka untuk menggeser posisi ke arah obligasi. 

Pada saat yang sama, indeks Volatilitas CBOE  melonjak 13,8 persen dan ditutup tinggi sejak 17 November.

Bank Sentral Eropa, ECB memotong suku bunga deposito dan memperpanjang pembelian obligasi. Padahal, pelaku pasar berharap untuk stimulus lebih besar.

"Pengaruh terbesar adalah (Presiden ECB Mario Draghi) berbicara pagi ini, hal itu ternyata tidak memuaskan pasar Amerika Serikat," kata Peter Tuz, Direktur Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen, mengatakan kepada anggota parlemen, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga mendekati nol. Sementara itu, The Fed akan melaksanakan pertemuan pada 15-16 Desember mendatang. 

Indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 252,01 poin, atau 1,42 persen ke level 17.477,67, indeks S & P 500 kehilangan 29,89 poin, atau 1,44 persen ke 2.049,62, dan Nasdaq Composite turun 85,70 poin, atau 1,67 persen di posisi 5.037,53.

Indeks Saham S & P 500 membukukan persentase harian penurunan terbesar sejak 28 September, dan ditutup pada level terendah sejak 13 November. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya