Sumber :
- Diah Pitaloka/Viva.co.id
VIVA.co.id
- Target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp1.294 triliun gagal dicapai Kementerian Keuangan.
Dengan sisa kurang dari satu bulan jelang tutup buku anggaran, perkiraan kekurangan penerimaan pajak diprediksi mencapai Rp194 triliun. Hal ini tentunya meningkatkan defisit anggaran, yang saat ini sudah berada di level 2,7 persen.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Menkeu Akan Ubah Postur Belanja APBN-P 2016
Dengan sisa kurang dari satu bulan jelang tutup buku anggaran, perkiraan kekurangan penerimaan pajak diprediksi mencapai Rp194 triliun. Hal ini tentunya meningkatkan defisit anggaran, yang saat ini sudah berada di level 2,7 persen.
Baca Juga :
Ahok Ditantang Naikkan Dana Bagi Hasil Pajak
"Target pajak tidak tercapai itu kenapa? Ada dua. Karena targetnya ketinggian, dan ekonomi menurun," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat malam, 4 Desember 2015.
Diutarakannya, perlambatan ekonomi global berimbas pada perekonomian domestik. Hal itu, otomatis memengaruhi penerimaan pajak secara keseluruhan. Sebab, dengan adanya perlambatan ini, sejumlah sektor penopang penerimaan pajak tidak mampu bekerja secara optimal.
Beberapa waktu yang lalu Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memprediksi realiasasi penerimaan pajak tahun ini hanya mencapai 85 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2015. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Target pajak tidak tercapai itu kenapa? Ada dua. Karena targetnya ketinggian, dan ekonomi menurun," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat malam, 4 Desember 2015.
