Inka Ekspor Gerbong Kereta Api ke Bangladesh

Kunjungan Bangladesh Ministry of Railways di PT INKA Madiun
Sumber :
  • Adib Ahsani/VIVA.co.id

VIVA.co.id -  Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 1156./KMK.08/2015, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank (IEB) diberikan mandat khusus untuk menyalurkan fasilitas kepada PT Industri Kereta Api (Inka), untuk melakukan ekspor produk gerbong kereta api ke negara tujuan Bangladesh.

Mengoptimalkan Aset Negara

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, PT Inka dianggap cocok dengan skema National Interest Account (NIA). Apalagi, selama ini Indonesia tidak pernah melakukan ekspor di sektor tersebut. Hal ini tentunya sejalan dengan arah diversifikasi produk ekspor.

"PT Inka ini tentunya sangat cocok dengan ide NIA. Ekspor gerbong kereta selama ini tidak pernah dikenal,"  kata Bambang dalam kunjungan kerja ke Gresik, Jawa Timur, Kamis 10 Desember 2015.

Strategi Menhub Jangkau Konektivitas Daerah Terpencil

Meskipun skema NIA terbilang berisiko dari sisi pembiayaan, Bambang meyakini ada dampak positif yang diperoleh. Salah satunya, adalah semakin bertambahnya pangsa pasar ekspor Indonesia di bidang transportasi.

"Bangladesh memang bukan mitra dagang utama Indonesia. Tapi, ini bisa dijadikan suatu kemajuan bagi industri tranportasi. Apalagi, PT Inka salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," kata dia.

Pulau Tax Haven, Untung Rugi Masih Dikaji

Selama ini, perusahaan BUMN yang melakukan ekspor di bidang manufaktur terbilang minim. Meskipun ada, akhir ceritanya terbilang jarang menunjukkan hal positif. Ia berharap, PT Inka mampu mengubah perspektif negatif tersebut.

"Industri manufaktur BUMN itu terbatas. Mohon maaf, kalau ada ceritanya tidak banyak yang berhasil. Ini akan mengubah image BUMN bisa menjadi industrialis. Bisa buat gerbong dengan standar kualitas yang terjaga. Inka juga sudah nyatakan kesiapannya," tuturnya.

Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama LPEI/IEB, Ngalim Sawega mengatakan, alasan lain memilih Bangladesh sebagai negara tujuan ekspor industri kereta api Indonesia karena pemerintah Bangladesh memiliki proyek kereta api berkelanjutan.

"Dengan jumlah populasi yang tinggi, kebutuhan moda transportasi massal yang cepat, efisien, dan aman seperti kereta api semakin dibutuhkan Bangladesh," tutur dia.

Meski demikian, pesaing utama Indonesia dalam proyek ini adalah India dan Tiongkok, yang menawarkan harga kompetitif, dengan didukung oleh instansi masing-masing negara. Karena itu, dukungan pemerintah melalui LPEI menjadi sangat penting.

Direktur Utama PT Inka, R. Agus Purnomo mengatakan, Bangladesh memiliki nilai strategis bagi perseroan. Selain menjadi showroom yang efektif untuk memasuki pangsa pasar negara Asia lainnya, juga memberikan dampak multiplier bagi industri dalam negeri lainnya.

"Industri baja, pengecoran, komponen kereta, permesinan, dan puluhan industri lainnya yang bergerak dalam bidang perlistrikan seperti kabel, panel control, lampu, serta komponen karet dan bidang interior," tuturnya.

Apalagi, ditambah dengan dukungan dari beberapa perusahaan BUMN lainnya seperti PT Len, PT Krakatau Steel Tbk, PT Barata, dan PT Pindad juga membuat proyek ini semakin strategis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya