21-12-1988: Pesawat Pan Am Meledak di Langit Lockerbie

Maskapai Pan Am
Sumber :
  • Business Insider

VIVA.co.id - Pada hari ini pada tahun 1988, pesawat Pan Am 103 yang melakukan penerbangan dari London ke New York meledak di udara di atas Lockerbie, Skotlandia. Ledakan itu menewaskan total 243 penumpang dan 16 awak kapal. Di daratan, 11 warga Lockerbie  ikut menjadi korban.

Sebuah bom yang disembunyikan di dalam sebuah pemutar kaset audio diledakkan dari area kargo ketika pesawat berada di ketinggian 31.000 kaki. Bencana ini diyakini sebagai teror yang ditujukan pada Amerika Serikat. Sebab 189 penumpang pesawat tersebut adalah warga negara Amerika.

Maju sebagai Capres Libya, Ini Kontroversi Saif al-Islam Gadaffi

Tuduhan melayang pada kelompok teroris Islam. Mereka diduga menanam bom tersebut saat pesawat berada di Bandara Frankfurt Jerman.

Pihak berwenang menduga serangan itu adalah pembalasan  serangan udara AS terhadap Libya, dimana akibat serangan AS itu, anak perempuan pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, tewas. Dugaan juga mengarah pada kejadian tahun 1998, di mana AS keliru menembak jatuh sebuah pesawat komersial milik Iran, dan menewaskan 290 orang didalamnya.

Dikutip dari History.com, dua nama warga Libya, al-Megrahi dan Lamen Khalifa Fhimah didakwa melakukan pembunuhan atas Lockerbie. Namun, Libya menolak untuk menyerahkan dua tersangka kepada pemerintah AS. Akibatnya AS menahan Libya dengan berbagai sanksi. Akhirnya, pada tahun 1999, dalam upaya untuk meringankan sanksi PBB terhadap negaranya, Qaddafi setuju untuk menyerahkan dua orang tersebut ke Skotlandia untuk diadili di Belanda menggunakan hukum Skotlandia dan jaksa.

Pada awal tahun 2001, al-Megrahi dihukum dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan Fhimah dibebaskan. Atas keberatan pemerintah AS, Al-Megrahi dibebaskan dan kembali ke Libya pada bulan Agustus 2009 setelah dokter memutuskan bahwa ia hanya mampu bertahan hidup selama satu bulan.

Pada tahun 2003, Libya menerima tanggung jawab atas pengeboman itu, tetapi tidak mengungkapkan penyesalan. PBB dan AS mencabut sanksi terhadap Libya, dan Libya setuju untuk membayar keluarga masing-masing korban sekitar $ 8 juta di restitusi.

Tahun 2004, Perdana Menteri Libya mengatakan bahwa kesepakatan itu adalah "harga untuk perdamaian."  Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa negaranya hanya mengambil tanggung jawab untuk mendapatkan pencabutan sanksi.

Pernyataan tersebut membuat keluarga korban marah. Pan Am Airlines, yang bangkrut tiga tahun setelah pemboman itu, juga menggugat Libya dan kemudian menerima penyelesaian 30 juta dolar Amerika.

Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah di Tripoli, Libya, 21 November 2021

Mobilnya Dihujani Peluru, PM Libya Lolos dari Upaya Pembunuhan

Penembakan terjadi di tengah pertikaian sengit antarkelompok menyangkut kendali kekuasaan pemerintah. PM Libya lolos tanpa cedera dari upaya pembunuhan terhadapnya.

img_title
VIVA.co.id
10 Februari 2022