Butuh Dana Rp50 Triliun untuk Bangun Satu PLTN

Ilustrasi PLTN
Sumber :
  • REUTERS/Benoit Tessier/Files
VIVA.co.id
- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional  (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto menyatakan untuk pembangunan satu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) membutuhkan dana sekitar Rp50 triliun.

"Kita asumsikan (membangun PLTN) Rp50 triliun sampai Rp60 triliun," kata Djarot kepada VIVA.co.id, di kantor BATAN, Senin, 28 Desember 2015.

Menurut dia jika disetujui maka PLTN rencananya akan dibangun di empat wilayah yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Batam.  "Satu PLTN bisa menghasilkan 1.100 Megawatt sampai 1.400 Megawatt," tuturnya.

Sementara kebutuhan uranium untuk bahan baku PLTN, dalam satu tahun, membutuhkan sebanyak 21 ton uranium di satu PLTN. Namun untuk saat ini, pemenuhan kebutuhan uranium masih dipasok dari luar negeri. Meski di Indonesia, eksplorasi uranium belum diizinkan secara komersial. 
Batan: RI Negara Paling Siap Bangun PLTN di ASEAN

Dalam kesempatan itu Djarot juga menjelaskan berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional (DEN) kebutuhan listrik di tanah air hingga 10 tahun mendatang adalah 145 Gigawatt (GW) untuk nilai tertinggi dan 115 GW untuk nilai terendah.
Energi Nuklir Masih Jadi Opsi Terakhir

Sementara penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) 'dijatah' Kementrian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) adalah 23 persennya.
Proyek 35 Ribu MW Langkah Awal Swastanisasi Listrik

"Kita ambil nilai terendah, 115 GW, EBT 23 persennya, maka dikalkulasikan sekitar 25 GW, itu termasuk surya, angin, panas bumi, maka nuklir 5.000 MW di 2025," ucap Djarot.
Pekerja memasang kawat baja sebelum pengujian tower transmisi listrik milik PLN. Foto ilustrasi

34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi

Sari 34 proyek ada 12 proyek tidak bisa berlanjut.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016