VIVAnews - Gejolak harga komoditas membuat tahun ini dianggap sebagai tahun roller coaster bagi Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu.
Pendapatnya bukan tanpa alasan, tapi dilatarbelakangi kenaikkan harga komoditas yang membumbung di awal tahun dan situasi kemudian berubah karena harga komoditas di kuartal III langsung anjlok seiring krisis keuangan global.
"Tahun ini seperti roller coaster, awal tahun harga komoditas naik, sekarang kebalikannya. Ini seperti tahun 70-an, harga komoditas tinggi, kemudian anjlok," kata dia pada saat memberikan sambutan Seminar Nasional Pengembangan Alternatif Pembiayaan Komoditas Melalui Sistem Resi Gudang di Jakarta, Selasa 4 November 2008.
Kondisi itu membuat dia tidak berani lagi membuat prediksi. Karena pada awal tahun, pada saat harga komoditas naik dia sempat memperkirakan nantinya harga akan turun di akhir tahun. Namun turunnya tidak seperti yang dia bayangkan seperti saat ini. "Saya sekarang tidak berani memperkirakan lagi, nanti salah lagi seperti perkiraan saya awal tahun," tuturnya.
Akibat penurunan harga komoditas itu, lanjutnya, saat ini banyak petani yang berteriak seperti petani kelapa sawit, kopi, kakao. Dia harus menghadapi kondisi kebalikan dari penanganan yang terjadi awal tahun.
Pemerintah kini terus melakukan pembicaraan secara intensif beberapa minggu ini untuk mengatasi gejolak dunia. Dia menyontohkan kebijakan yang diambil di sektor makro dan perbankan untuk menjaga kepercayaan pasar. Sedangkan untuk penguatan sektor riil, langkah yang dilakukan adalah menjaga daya saing ekspor, termasuk komoditas. "Sektor komoditas banyak menyumbang kontribusi, mempunyai potensi yang besar," ujarnya.
Alumninya Jerome Polin, Anak Muda Dikasih Kesempatan Buat Ikut Simulasi Sidang PBB
President International Global Network (IGN), Muhammad Fahrizal, menjelaskan, konferensi internasional simulasi sidang PBB ini membuka gerbang pengetahuan secara global.
