Pengusaha Mal Anggap e-Commerce Ancaman

Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia
- Berkembangnya bisnis e-Commerce di Indonesia, dianggap masih menjadi ancaman bagi sebagian pengelola usaha pusat perbelanjaan, atau mal. 

E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa, Selasa 19 Januari 2016, mengatakan perkebangan teknologi memang membuat semuanya serba praktis dalam berbelanja. Atas dasar tersebutlah, e-Commerce dianggap sebagai ancaman saat ini. 

Ramayana Susun Strategi Demi Raup Rp8,3 Triliun
Handaka menjelaskan, dengan adanya e-Commerce, dipastikan pasar baru akan tercipta. Hal itu, justru bisa menurunkan pasar di tiap-tiap pusat perbelanjaan.

"‎Kekhawatiran dari kami memang ada, meski‎ sampai saat ini memang belum terasa, karena e-Commerce di Indonesia angkanya baru satu persen," ujar Handaka di Hotel Mulia, Jakarta.

‎Karena itu, pengelola pusat perbelanjaan setidaknya merespons hal ini dengan banyak melakukan inovasi. Sehingga, pusat perbelanjaan tetap unggul dan tidak kalah dalam bersaing dengan e-Commerce.

"Prilaku penduduk Indonesia sendiri yang masih terbiasa saat belanja ingin mengecek langsung, seperti ingin melihat ketebalan dari bahan baju, dan lain-lain," katanya.

Lebih lanjut, menurutnya, perkembangan e-Commerce di dunia tidak bisa dibendung. Tinggal, bagaimana masing- masing sektor usaha meningkatkan pelayanan dan kualitasnya, atau bahkan berinergi dengan e-Commerce. 

"Untuk China sudah 10 persen (menggunakan e-Commerce) menguasai pasar ritel, kita juga ke depanya akan terus berkembang" ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya