VIVA.co.id - PT Pertamina tengah bernegosiasi dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terkait pembelian minyak mentah (crude) tanpa pajak.
"Kami sekarang sedang negosiasi dengan KKKS karena sekarang ada teman-teman kami di Singapura, yang melakukan negosiasi itu," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di Jakarta, Selasa, 19 Januari 2016.
Dia mengatakan, perusahaan migas melakukan aktivitas jual beli minyak lewat pedagang (trader) dan perusahaan migas lainnya membeli minyak dari trader tersebut. Misalnya, Pertamina membeli minyak dari suatu KKKS lewat trader meskipun minyak tersebut diproduksi KKKS di Indonesia.
"Pada saat untuk ekspor, mereka tidak terkena pajak. Tapi, saat kami pakai untuk kilang, ini yang terkena pajak," kata mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk itu.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta relaksasi pajak pertambahan nilai (PPN) impor minyak mentah yang ditetapkan Kementerian Keuangan.
Hal itu karena Pertamina ingin membeli minyak langsung dari KKKS yang beroperasi di dalam negeri. Ada dua KKKS yang berminat terhadap Pertamina, yaitu Chevron Pacific Indonesia dan ExxonMobil.
Sayangnya, rencana tersebut terganjal PPN impor minyak karena Pertamina harus membeli minyak dari perusahaan trader milik dua perusahaan itu di Singapura. Karena itu, Pertamina dikenakan PPN 3 persen untuk setiap pembelian minyak yang dipasok dari Pertamina meskipun minyak yang dibeli Pertamina merupakan minyak yang diproduksi KKKS di Indonesia.
(mus)
Stok Minyak Dunia Melimpah, Harga Terus Jatuh
Produksi minyak Arab Saudi mencapai rekor tertinggi pada Juli 2016.
