VIVAnews - Gonjang-ganjing nilai tukar membuat Bank Rakyat Indonesia memutuskan mengalihkan utang valuta asing empat debitornya ke dalam rupiah.
"Ada 3-4 debitor besar," kata Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa 4 November 2008.
Namun Sofyan mengaku tidak tahu berapa persis nilai utang debitor-debitor kakapnya itu. "Saya nggak tahu persis, lupa, karena itu kan berjalan," kilahnya. Yang pasti, debitor-debitor tersebut merupakan perusahaan nasional.
Pengalihan mata uang atas utang debitornya itu dilakukan untuk mengurangi permintaan korporasi terhadap dolar AS. Ia mengakui sampai saat ini permintaan dolar masih sangat tinggi. "Masih banyak permintaan," katanya.
Sofyan bersama direksi Bank Mandiri dan BNI yang mendampingi Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menuturkan, kepada Wapres Jusuf Kalla mereka melaporkan secara keseluruhan tentang perbankan nasional. "Wapres tadi tanya-tanya saja, soal giro wajib minimun, kita naik Rp 20 triliun tapi kondisi sudah aman," katanya.
Perbankan aman karena kecepatan kebijakan yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia yang antara lain meliputi marked to market dan penjaminan dana nasabah yang menenangkan nasabah sehingga posisi keuangan bank tetap aman. "Dan buktinya hari ini tingkat suku bunga pasar bank sudah turun, normal kembali. Deposito sudah tidak perang lagi," katanya.
Kepada Wapres, direksi bank BUMN ini juga melaporkan soal kredit. Soal ini, imbuh Sofyan, pihaknya melaporkan bahwa umumnya kalangan perbankan menyetop pemberian kredit pada Desember karena adanya konsolidasi. Namun soal prospek 2009 ia mengaku belum tahu akan seperti apa.
Daftar Harga Pangan 30 April 2024: Cabai Merah, Daging Sapi hingga Gula Naik Lagi
Harga komoditas pangan beberapa di antaranya masih mengalami kenaikan. Komoditas yang naik seperti cabai merah keriting, daging sapi, telur ayam, hingga gula konsumsi.
