Sofyan: Wajar Proyek Kereta Cepat Tuai Pro Kontra

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Sofyan Djalil, menilai wajar jika proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuai protes dari berbagai kalangan. 

Dia mengatakan, berbagai kalangan masih banyak yang memikirkan pembangunan untuk jangka pendek. 

"Kalau infrastruktur seharusnya jangan mikir hari ini saja, kalau ada kontroversi itu wajar. Misalnya, dulu juga kontroversi soal Taman Mini, coba kalau dulu enggak ada inisiasi Taman Mini, tidak akan ada sekarang. Tapi, sekarang sudah diapresiasi. Taman Mini itu inisiasi Bu Tien (Siti Hartinah, istri mantan Presiden Soeharto) dulu," kata Sofyan, ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat, 5 Februari 2016. 

Dia menjelaskan, contoh yang lain adalah ketika pembangunan infrastruktur jalan layang di berbagai wilayah di Jakarta, yang digagas oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. 
Investasi Kereta Cepat Susut jadi US$5,135 Miliar

Menurut dia, sejumlah jalan layang tersebut sempat menuai protes dari warga, tetapi manfaatnya begitu terasa pada saat ini. 
Kereta Cepat Hanya Boleh Melaju 250 KM/Jam

"Itu jalan layang Kuningan oleh Ali Sadikin, orang pada ribut, sekarang kalau enggak ada Jalan Kuningan itu, Jalan Thamrin seperti apa. Saya hanya bicara prospek ke depan. Jangan seperti hidup di negara yang chaotic‎ (kacau)," tutur dia. 
Minggu Depan Proyek Kereta Cepat Dimulai

Sementara itu, menanggapi banyaknya pihak yang mengkritik mengenai rencana tata ruang dan wilayah (RTRW), Sofyan mengaku, bahwa hal itu dapat dicarikan solusi.

Sebab, ungkapnya, infrastruktur transportasi seperti kereta cepat adalah sarana yang dibutuhkan oleh generasi mendatang. 

"Kami berpikir untuk sesuatu yang lebih besar, bagaimana pun kita memerlukan ini. Kalau enggak dibikin hari ini, kapan lagi kita akan bikin. Kalau RTRW bisa diubah, di UU RTRW bisa diubah tiap lima tahun," kata Sofyan.

Dia menambahkan, yang paling terpenting dari perspektif pembangunan adalah untuk manusia. 

"Anak-anak cucu Anda yang tinggal di Pulau Jawa ini itu akan crowd (ramai). Itu lihat saja saat libur panjang kemarin, ketika sempat terjebak di dalam kemacetan," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya