Seluruh Dunia Antre Pelajari Teknologi Antikanker Warsito

Warsito P. Taruno, pencipta alat pembasmi kanker payudara
Sumber :

VIVA.co.id – Penemu Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker, Warsito Purwo Taruno, memilih untuk mengembangkan teknologi antikankernya di luar negeri. Ia memulainya dari Warsawa, Polandia.

Anak Kanker Tak Bisa ke RS Karena Pandemi, Ini Penanganannya

Langkah itu dilakukan menyusul ketidakjelasan status teknologinya itu di dalam negeri.

Dua kementerian yaitu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Teknologi sudah berbulan-bulan, sejak akhir tahun lalu, mengevaluasi teknologinya.

Ini Hal Terpenting untuk Menunjang Keberhasilan Terapi Kanker

Namun evaluasi belum selesai, malah kedua kementerian itu masih butuh waktu lagi untuk evaluasi.

Warsito mengatakan mulai menggelar pelatihan internasional ECCT di Warsawa, Polandia. Alasannya, ada lembaga di kota ini yang sudah melirik teknologi antikankernya sejak tahun lalu.

Terapi Sel untuk Obati Kanker Dibuka di Melbourne

"Tadinya kami kurang begitu merespons, tetapi karena mereka sangat antusias dan kondisi dalam negeri tak kondusif, akhirnya kami lebih fokus ke sana (Polandia)," kata dia kepada VIVA.co.id, Rabu 10 Februari 2016.

Namun ternyata tak hanya Warsawa saja yang berminat untuk mendalami teknologi antikanker. Warsito mengatakan hampir seluruh dunia sudah antre mempelajari teknologi temuannya.

"Yang sekarang lagi menunggu yaitu Kanada, AS, Australia, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi, India juga," ujar Warsito.

Selain antrean dari lembaga atau komunitas, teknologi ECCT Warsito itu juga diminati kalangan individual, yang tak kalah antusias.

"Tambah perorangan banyak sekali. Kemungkinan kita akan jadwalkan training tahun ini sebisanya," ujar Warsito.

Terkait banyaknya permintaan pelatihan teknologi antikanker di luar negeri, Warsito mengaku tak menutup kemungkinan akan memboyong mantan karyawannya yang sudah dirumahkan menyusul tutupnya klinik riset teknologi kanker di Tanah Air.

Diketahui pada awal Februari lalu, 70 persen karyawannya di-PHK setelah klinik ditutup.

"Kalau di luar negeri sudah berkembang, kemungkinan bisa direkrut kembali," tutur dia.

Sebelumnya, Warsito mengumumkan misi pelatihan teknologi ECCT di luar negeri melalui akun Facebooknya.

Keputusan itu diambil setelah dia mengaku bingung dengan nasib teknologi antikanker yang ia kembangkan di dalam negeri.

"Warsawa adalah kota kelahiran Marie Curie, fisikawan, penemu Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang meraih Nobel dua kali, pionir radio terapi 100 tahun lebih yang lalu. Sekarang, kamu memulai pelatihan ECCT internasional pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama kali Curie Intitute od Oncology, Warsawa didirikan," tulis Warsito dalam akun Facebooknya. (ase)

penyakit kanker

Tak Perlu Keluar Negeri, Indonesia Kini Punya Terapi Kanker Gunakan Teknologi Tenaga Nuklir

Kanker merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia. Di 2018 kasus kan meningkat 28 persen di Indonesia. Pada 2021, lebih dari 2 juta kasus

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2022