LIPI Ingatkan Istilah 'Nenek Moyang Kita Pelaut'

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain (tengah) di Gedung Widya Graha, LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/02/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) resmi ditunjuk sebagai Wali Data Ekosistem Terumbu Karang dan Padang Lamun. LIPI mengakui selama ini, Indonesia masih acuh soal kemaritiman, padahal sejak dulu Indonesia dikenal dengan istilah ‘nenek moyang kita seorang pelaut’.

"Kita perlu mengembalikan budaya maritim, budaya Indonesia yang nyanyian waktu kecil selalu nyanyi nenek moyang kita seorang pelaut," ujar Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, di Gedung Widya Graha, LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 11 Februari 2016.

Dengan istilah ‘nenek moyang kita seorang pelaut’ dan kalau Indonesia pernah menguasai lautan, maka sudah seharusnya generasi saat ini menunjukkan kebenaran tersebut. Caranya, kata dia, mengubah perspektif kalau laut bisa menjadi masa depan yang cerah bagi Indonesia.

"Kita itu terlalu memunggungi laut. Laut kita simpan di beranda belakang rumah kita. Bahkan, laut identik dengan kesulitan, hambatan, kemiskinan, dan berbagai persoalan. Selama ini, pembangunan kita terestrial, daratan dan pemerintah sekarang memberikan perhatian khusus di kemaritiman. Ini menunjukkan laut sebagai perspektif baru," jelasnya.

Iskandar mengatakan ditunjuknya instansinya sebagai Wali Data kemaritiman, terutama soal ekosistem terumbu karang dan padang lamun itu dirasa tidak mudah. Apabila data yang ditampilkan lima tahun lagi sama dengan hari ini, maka peran tersebut tidak dijalankan.

"Jadi, ada tanggung jawab di balik itu. Secara internal, kita mendukung dengan lembaga dan kementerian terkait. Bersama-sama kita wujudkan untuk menghasilkan kebijakan satu peta," imbuh dia.

Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat bermanfaat, mulai dari sebagai pembersih air laut, perekam iklim masa lalu, hingga menjadi peredam pemanasan global. Selain itu, terumbu karang juga punya manfaat langsung bagi kehidupan manusia, yakni sebagai gudang bahan makanan, bahan obat-obatan, penyedia bahan bangunan, pelindung pantai dari hempasan ombak, daya tarik wisata, pendidikan sampai hiasan akuarium.

Data potensi laut

TNI: Visi Poros Maritim Terkendala Peta Laut Usang

Berdasarkan data tahun 2015, status terumbu karang di Indonesia yang diambil dari 93 daerah dan 1259 lokasi adalah lima persen sangat baik kondisinya yaitu 27,01 persen, 37,97 persen kondisi sedang, dan 30,02 persen dinyatakan buruk. Untuk kekayaan jenis karang, tercatat sampai sekarang berjumlah 569 spesies yang merupakan 70 persen dari keseluruhan jenis karang di seluruh dunia.

Sedangkan untuk padang lamun, diperkirakan Indonesia mempunyai luasan 3 juta hektare. Hingga saat ini, baru seluas 25.742 hektare yang telah divalidasi oleh Puslit Oseanografi dari 29 lokasi di seluruh nusantara. Kondisi padang lamun berdasarkan pada persentase tutupan lamun dari 37 lokasi sampel, lima lokasi berada pada kondisi tidak sehat atau buruk, 27 lokasi kurang sehat, dan lima lokasi sehat.

Tol Laut dan Dwelling Time Jadi 'PR' Kemaritiman

Dari segi kekayaan jenis, padang lamun di Indonesia setidaknya menguasai 15 jenis lamun dari 70 jenis lamun di dunia. Disampaikan Kepala Puslit Oseanografi LIPI, Dirhamsyah, jajarannya akan terus memperbanyak data luasan dan status pada lamun di Tanah Air dengan penambahan lokasi yang belum divalidasi.

"Akhir tahun 2019 kita pastikan mempunyai data dan informasi soal maritim Indonesia, terutama ekosistem terumbu karang dan padang lamun," tegas Dirham. (one)

RI Jadi Negara Poros Maritim Dunia, AU Harus Punya Andil
Foto udara menara Mercusuar Willem III di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 25 Maret 2019.

Dinamika Geopolitik Terus Berkembang, RI Mesti Dorong Gagasan Poros Maritim Dunia

Rivalitas antar negara adidaya yang tak mereda berimbas terhadap instabilitas global. Kondisi itu jadi kekhawatiran menghambat global.

img_title
VIVA.co.id
26 Oktober 2023