- en-maktoob.news.yahoo.com
VIVA.co.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, Filipina menduduki peringkat teratas untuk tingkat kehamilan di usia remaja. Negara itu "berlari sendirian" di kala angka kehamilan remaja di seluruh dunia menurun dalam dua tahun terakhir.
Menurut laporan PBB, seperti dilansir dari situs Aljazeera, Senin, 29 Februari 2016, satu dari 10 remaja Filipina berusia 15-19 tahun, sudah menjadi seorang ibu. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya tingkat kehamilan usia remaja.
Salah satunya, kesadaran yang rendah terhadap penggunaan alat kontrasepsi saat berhubungan intim, seperti kondom atau pil antihamil. Selain itu, masih terhambatnya sosialisasi program Keluarga Berencana (KB) lantaran pengaruh Gereja Katolik di sana masih kuat, di mana mereka menganjurkan agar KB dilakukan secara alamiah.
Saking kuatnya pengaruh gereja, membuat Vanessa Aguilos (24 tahun), seorang ibu dari tiga anak, mengaku tidak mengetahui kalau berhubungan intim tanpa pengaman akan menyebabkan kehamilan.
"Itu (hubungan intim tanpa pengaman) tidak terlintas dalam pikiran saya bahwa bisa terjadi (kehamilan),” katanya.
Aguilos berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan tidak memiliki akses untuk layanan keluarga berencana. Selain itu, dia juga tidak ada yang memberitahu tentang fungsi dari alat kontrasepsi dan penyebab kehamilan.
Pada 2012, Mahkamah Agung Filipina memutuskan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memiliki hak untuk pelayanan KB dan kontrasepsi gratis. Hal itu tercantum dalam UU Kesehatan Reproduksi. (one)
Denise Chariesta Open Donasi Hamil Tanpa Suami, Kalina Ocktaranny: Udah Segitu Miskinnya?
Aksi Denise Chariesta yang membuka donasi untuk biaya kebutuhan bayi dan melahirkan karena hamil di tanpa suami membuat Kalina Ocktaranny ikut memberikan komentarnya.
